Sat. Jun 28th, 2025

Tiga hari lalu saya ke Bali. Ada undangan anak saya no 2 wisuda pascasarjana MM di Universitas Udayana Bali. Saat S1 nya Sarjana Peternakan. Sungguh kami bersyukur, tahun lalu anak yang no 1 juga telah lulus pascasarjana.

Ada waktu kosong saya mengundang anak – anak muda yang domisilinya di Bali. Karena semua usahanya di Bali. Asal Banyuwangi. Mereka punya karyawan semua. Asetnya banyak di Bali dan Jawa.

Uniknya ke 9 orang tersebut, usahanya beda semua. Fokus pada ceruk pasar, spesialis di bidangnya. Persis dokter spesialis di poli rumah sakit. Jika ada pesanan yang bukan bidangnya direkomendasikan ke ahlinya, temannya.

Solid. Bersinergi. Pada makmur sejahtera semua. Bahasanya jauh dari nuansa teoritis, tapi praktik bisnis berbasiskan teori kampus semua. Walau tiada satupun yang pernah kuliah. Maklum karena keadaan orang tuanya.

Tapi pola pikir dan bicaranya saat diskusi persis General Manager (GM) alumni pascasarjana yang mengelola 20.000 hektar sawit dan 2 pabrik kelapa sawit (PKS) saja. Karena matang di lapangan. Sengaja saya wawancarai semua.

Jual jamu, beli rumah bagus.

Kalau ini keponakan saya sendiri. Bisnisnya fokus hanya jual jamu, warung jamu ada beberapa tempat. Tiada usaha lain selain warung jamu. Tiap ada pengembangan kawasan selalu membuka warung jamu.

Tentu punya karyawan lumayan banyak. Anak – anaknya pada kuliah semua. Rumah mewahnya ada 3 tempat. Belum tanah kaplingan nya. Membuat saya bahagia, karena saya tahu persis masa kecilnya. Bukan siapa – siapa.

Jual cabai, beli sawah.

Ini unik, siapa sangka hanya jadi ” off taker ” para petani cabai hanya 30 orang saja di Banyuwangi dan Jember. Hidupnya bisa mapan. Buktinya bisa beli sawah, nilai kapitalnya di atas Rp 5 miliar. Itu baru yang saya tahu saja, belum yang tidak saya tahu.

Polanya beli cabai dari para petani mitranya di Banyuwangi dan Jember, ditampung. Lalu didistribusikan ke pasar – pasar di Bali. Tentu para petani senang karena dapat kepastian pasar. Begitu juga para pedagang di pasar – pasar langganannya, kepastian dagangannya.

Jual bakso, beli tanah.

Kalau yang ini dramatis. Seolah pedagang bakso tidak beromzet besar. Tapi faktanya karena ulet dan punya beberapa tempat. Hasil jualan baksonya, buat beli tanah di Bali. Banyak lokasi. Cara beli tanah di Bali diangsur, karena tanah di Bali super mahal.

Saya hanya bisa tersenyum dan kadang ketawa ngakak menyimak saat berkisah dengan saya. Diiringi teman – temannya juga ikutan cekikikan. Menertawakannya.Tuhan menunjukkan ke umatnya yang mau berusaha mengubah nasibnya.

Buka kantin, jadi rumah sewa berjejer.

Ini tidak habis kupikir. Bisnisnya hanya buka di kantin nomaden. Di mana ada proyek besar, pembangunan hotel berbintang misalnya. Karena pasti butuh pekerja yang banyak dengan waktu lama minimal 2 tahun. Spontan menemui pimpinan proyeknya.

Ijin koordinasi membuka kantin di lokasi tersebut. Ala kadarnya, saya lihat kontan saya tersenyum geleng kepala. Omzetnya besar. Dibayar saat gajian. Hasilnya kerja kantin selama ini, punya rumah petak berjejer di beberapa tempat disewakan.

Tukang las, jadi tuan tanah.

Saya ingat persis masa kecilnya. Duuuh, tiada sangka saat ini jadi manusia bermanfaat. Bisa mengatasi masyarakat yang kesulitan ekonomi cari kerja sulit, direkrut dan dikaryakan jadilah mereka para karyawannya pada makmur sejahtera.

Usahanya hanya tukang las. Berkisah pertama kali datang ke Bali hanya sebatang kara, dengan 1 tas pakaiannya. Merasa betul dibantu teman – temannya dalam pemasaran. Saat ini jadi tuan tanah di Bali. Suka mengatasi orang Bali yang kesulitan, lalu dibayar dengan tanahnya.

Kawula muda, ilmu hikmah terkandung di kisah banyak anak muda tersebut. Mereka bisa, karena nekat membiasakan diri. Mental dan intelektualnya matang karena membiasakan diri mengatasi masalah lapangan. Otomatis teredukasi. Ter up grade.

Mereka tiada mau waktunya jadi ” limbah sampah ” tukang adu domba atau diadu domba, sebar hoax misalnya. Atau hanya nyinyir tiada arti agar dianggap berisi. Mereka mengaku kerap kali nonton youtube bermutu. Katanya, kadang lihat punya saya juga. Itu kata mereka lho.

Salam Mandiri 🇮🇩
Wayan Supadno
Pak Tani
HP 081586580630

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *