Mon. Jun 23rd, 2025

Seharian ini tadi saya dapat kunjungan tamu 2 keluarga. Masih kawula muda. Mereka Eksportir hasil pertanian Indonesia. Cak Zakky dari Surabaya dan Mas Putra dari Bogor. Pekat nuansa berlebaran ria.

Membahagiakan, di sela – sela ngobrol sambil mendengar ramainya anak – anak mereka bercanda. Tetap produktif moril maupun materiil. Yang dibahas masalah perdagangan antar negara.

Bermanfaat nyata bagi masyarakat, utamanya cipta lapangan kerja, lokomotif perekonomian bangsa, memasarkan hasil para petani, cetak devisa, pajak dan lainnya. Menyenangkan, antusias.

Menarik, Mas Putra beberapa tahun silam masih mengurus sapi bersama saya. Suka sekali menyimak dengan seksama kalau kami diskusi. Cak Zakky lulusan SMK lanjut hingga S2 Unair Surabaya sambil berwirausaha. Mereka hebat. Bersinergi membangun Negeri.

Biasalah, kalau kami jumpa selalu ada saja yang dibahas secara khusus dan fokus. Tadi ditanya kiat mendongkrak kapasitas arus kas transaksi. Konkretnya misal transaksi dari Rp 10 miliar/tahun jadi Rp 100 miliar/tahun.

Penjelasan saya sesuai pengalaman saya pribadi. Merintis usaha sejak pangkat Letda di TNI AD modal dengkul, tahun 1995. Tapi bisa menabung deposito Rp 6,7 miliar selama 5,5 tahun, tahun 2000.

Prinsipnya ;

1. Jadi pengusaha mutlak hukumnya, ucapan kita harus bisa dipegang. Ucapan kita, keputusan. Menyangkut karakter, kehormatan, nama baik dan masa depan. Jika sekali saja ucapan kita tidak bisa dipegang, musnah semua.

2. Pengusaha, tidak harus serba pintar dalam banyak hal. Tapi mutlak pintar cakap mumpuni kapasitasnya dalam leadership. Berani mempercayai dan mendelegasikan tugas teknis kepada ” Tim Sukses ” yang dipimpinnya.

3. Lebih baik sibuk mencari intuisi bisnis. Dicari pasarnya, dicari bahan bakunya dan dikaji fisibilitasnya. Jika itu sudah refleks maka modal berdatangan. Banyak pemodal kesulitan mencari orang yang bisa dipercaya.

4. Kesalahan pengusaha pemula. Umumnya tidak disiplin kontrol cashflow dan mata keranjang bisnis. Gaya hidup paralel dengan pendapatan. Tidak disiplin mencatat rencana dan kegiatan yang dikerjakan melibatkan dana.

5. Abai dengan kewajiban parkir dana risiko darurat untuk keluarga dadakan sifatnya. Kadang ada juga yang lebih suka  konsumtif, bukan investasi produktif nuansa inovasi guna mengantisipasi persaingan dan dinamikanya ekonomi global.

Salam 🇮🇩
Wayan Supadno
Pak Tani
HP 081586580630

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *