Indonesia pada tahun 2045, HUT ke 100 tahun, ulang tahun emas. Ditargetkan jadi negara maju. Sulit tapi bisa asal bonus demografi dimanfaatkan optimal. Artinya usia produktif 15 – 64 tahun komposisinya 64%. Usia non produktif di bawah 15 tahun dan di atas 64 tahun, kalah banyak.
Berikut ini indikasi negara maju ;
Negara maju pendapatan per kapita minimal USD 12.000, setara Rp 16 juta/bulan. Padahal saat ini masih USD 5.000/kapita. Walaupun produk domestik bruto (PDB) tinggi masuk G20, tetap pendapatan per kapita rendah. Karena gini rasio kesenjangan sosial ekonomi tinggi 0,388.
Artinya hanya sedikit orang berpendapatan miliaran per bulan, tapi kebanyakan hanya berpendapatan di bawah Rp 3 juta/bulan. Bahkan data Kemenko PMK 49,8% dari total petani 29 juta KK hanya Rp 2,1 juta/bulan. Akibat lahannya 0,3 ha/KK sebanyak 16,8 juta KK menanam padi jagung kedelai.
Negara maju angka kemiskinan maksimal 2%. Padahal kemiskinan kita masih 9,36%. Ini akibat jumlah pengangguran terbuka yang masih tinggi 7,89 juta jiwa dan UMR masih rendah. Secara bersamaan biaya hidup tinggi, dampak langsung dari harga pangan tergolong mahal di Asia.
Artinya produktivitas per orangan masih rendah dan ada pula tidak produktif (menganggur). Ini akibat kekurangan lapangan pekerjaan, dampak langsung jumlah pencipta lapangan kerja (pengusaha) kurang banyak, hanya 3,47%. Ideal negara maju jumlah pengusaha minimal 8% dari penduduknya.
Negara maju prevalensi stunting maksimal 5%, padahal di kita masih 21,6%. Ini akibat mutu pangan kita rendah, mahal dan sulit diakses. Tercermin dari peringkat ketahanan pangan kita di Asean saja kalah dengan Singapura, Malaysia dan Vietnam. Implikasinya kecerdasan (IQ) kita hanya 78,49, padahal negara maju 110.
Artinya ada sebuah indikasi bahwa selama ini pembangunan bidang pangan kurang serius. Utamanya pada praktisi dan iklim usahanya. Sehingga harga pokok produksi (HPP) tinggi. Jika ada barang impor jadi kepanikan, kalah bersaing. Pelaku utama petani dominan usia tua 88% dan pendidikannya rendah. Belum berhasil regenerasi petani.
Negara maju indeks kompleksitas ekonomi peringkat ke 20, padahal kita masih peringkat ke 61 dari 132 negara. Ini linier dengan indeks inovasi global juga masih peringkat ke 61. Telah naik 3 tahun silam hanya peringkat ke 85. Ini menandakan bahwa kinerja penelitian kita tergolong masih rendah.
Artinya hasil penelitian kita belum mendongkrak kesejahteraan masyarakat. Belum membumi. Banyak tersimpan di lemari. Ditandai masih dominan ekspor bahan mentah jadi supplier industri negara maju. Belum banyak ekspor bahan jadi. Terlambat program hilirisasi. Nilai tambah dinikmati negara lain.
Negara maju indeks pembangunan manusia (IPM) di atas 80, di kita masih 74,39. Padahal itu sangat penting karena pondasi sebuah bangsa. Menyangkut 3 dimensi umur panjang dan sehat, berpengetahuan dan hidup standar layak. Semakin tinggi IPM maka makin besar harapan hidup warga dan negaranya.
Artinya IPM makin tinggi maka potensi peluang jadi negara maju makin cepat terwujud. Ilustrasi konkretnya setiap negara mau minim angka sakit. Banyak ilmuwan inovator. Banyak pengusaha investor pencipta lapangan kerja sekaligus lokomotif perekonomian bangsa. Warganya makmur sejahtera berkeadilan.
Sebaliknya, jika kita gagal kualitas IPM/pendidikannya. Hanya hafalan teori saja. Non membangun mentalitas dan intelektualitas. Maka berdampak makin minim inovasi bermutu yang membumi lalu banyak impor hasil teknologi tinggi. Produk hasil industri inovatif membanjiri Indonesia. Daya manfaat pajak rakyat (APBN) kurang optimal.
Maka juga banyak impor pengusaha sebagai investor (PMA) agar ada lapangan kerja. Jika tidak impor pengusaha sebagai investor (PMA) maka akan kesulitan mencari lapangan kerja. Jadinya banyak pengangguran dan kemiskinan. Lalu kita ekspor buruh (TKI) yang saat ini legal ilegal berjumlah 9,5 juta (Kemenlu).
Solusi bijaknya, segala indikator di atas jadi pedoman. Bisa diprediksikan apa yang akan terjadi. Seyogyanya diantisipasi sejak dini. Agar mimpi tidak hanya tinggal mimpi belaka. Tapi jadi kenyataan. Caranya, semua punya komitmen ikut berpartisipasi mewujudkannya. Indonesia jadi negara maju.
Salam Mandiri 🇮🇩
Wayan Supadno
Pak Tani
HP 081586580630