Tue. Jun 24th, 2025

Kebanyakan orang melihat pelaku usaha jika sudah jalan usahanya. Sebagian, enak saja komentarnya. Iyalah enak ada duitnya apapun mudah, itu misalnya. Tanpa sadar awalnya juga dari kecil bahkan minus.

Tapi itu bagi saya biasa saja menanggapinya. Saya maklum hanya komentator, bukan aktor. Kalau aktor bisnis, justru hampir tiada yang komentar sumbang. Karena dirinya mengalami saat berproses di awalnya.

Anak muda, kali ini saya berkisah mengawali usaha. Silahkan diambil ilmu hikmahnya. Edukasi berbasis inspirasi. Agar bernyali mengawali bisnis. Lalu karena terlalu sibuk, merekrut orang lain cipta lapangan kerja.

Utamanya pada salah satu usaha saya yaitu riset dana pribadi, dikomersilkan, lalu endingnya jadi bisnis formulasi dan produksi pupuk Organox, Hormax dan Bio Extrim. Sejak 2009 diawali, hingga saat ini. Mengkaryakan ratusan orang.

Prinsip pertama, sebesar apapun pohon beringin berawal dari benihnya yang teramat kecil dan mustahil tanpa hempasan angin. Sejauh apapun hingga ribuan langkah, pasti diawali langkah pertama dan juga mustahil tanpa sandungan.

Prinsip kedua, sebaik apapun produk atau jasa kita, akan sia – sia belaka jika tanpa diserap pasar. Begitu juga produk hasil penelitian (invensi) akan tiada membanggakan, jika tanpa dikomersialisasikan di pasar agar jadi inovasi.

Prinsip ketiga, jika mau usahanya cepat besar karena labanya banyak dan nilai manfaatnya luas jangka panjang. Maka harus usaha yang menghilirisasi inovasi atau adaptif dengan inovasi. Jika itu tidak bisa, harus bermodal besar atau beda dari lainnya.

1). Akhir tahun 2008 dan awal 2009, saya melihat pupuk langka, ada berita di TVRI. Truk muat pupuk di Sidoarjo Jatim. Dijarah ramai – ramai oleh petani. Padahal saya mulai bertani intensif, di luar jam dinas militer. Lalu melakukan penelitian dana pribadi selama 6 bulan.

2). Ruang lingkup dan targetnya membuat formula hormonal dan pupuk berbahan baku mikroba. Puluhan kali gagal. Saat uji mutu di IPB University, Balai Pasca Panen Balitbangtan dan Sucofindo. Gagal dan gagal, itu biasa. Lebih dari 25 botol uji mutu, gagal. Akhirnya goal juga.

3). Uji efektivitas di Kebun Percobaan oleh IPB. Di Pasir Sarongge. Berulang kali mengamati dengan beberapa pakar agronomi dan ilmu tanah dari IPB. Termasuk di kebunnya Presiden SBY di Cikeas. Tentu dengan multi komoditas, multi perlakuan. Demplot. Goal.

4). Mengurus hak Kekayaan Intelektual dan merek dagang di Ditjen Haki Kemenkumhan. Lalu mengurus ijin edar di Kementan. Total menyita waktu 6 bulanan. Baru mulai produksi untuk dikomersialisasi jadi bisnis berbasiskan inovasi sendiri.

5). Karena baru bangkrut Rp 38 miliar, apapun tiada punya. Modal dengkul. Awalnya hanya memakai botol bekas Aqua. Lalu memakai drum 200 liter diaduk manual tangan dengan pipa paralon. Lalu diperbanyak drumnya diaduk dengan mesin bor listrik ujungnya ada baling – balingnya.

6). Berkembang permintaan pasar. ZPT Hormax, Organox, Raja Rhizo dan Bomax. Termasuk pesanan curah dari BUMN dan pabrik pupuk milik orang lain dikemas ulang. Produksinya dengan tangki 20.000 liter/tangki ada beberapa unit, diaduk dengan blower. Jadi market leader banyak di online.

Ilmu hikmahnya, tiada yang mustahil jika kita mau memulai. Pasti ada proses gagal dan gagal. Itu pembekalan agar lebih baik lagi. Karena selalu dikaji ulang dicari ilmu hikmahnya, persis prosesi demplot multi perlakuan diambil yang terbaik untuk dikembangkan.

Jangan hanya dilihat hanya saat ini ada sawit, sapi, ikan, buah naga, durian dan lainnya hingga karyawan ratusan orang. Lihatlah seutuhnya. Berani menyemangati diri agar hidup semangat yang bermanfaat. Perbuatan baik, adalah cara dakwah terbaik.

” Pemandangan terindah, saat berbagi gajian, THR dan bungkusan Lebaran untuk karyawan dan masyarakat sekitar. Seperti saat ini “.

Salam Inovasi šŸ‡®šŸ‡©
Wayan Supadno
Inovator ZPT Hormax
HP 081586580630

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *