Tue. Jun 24th, 2025

Hari ini harga sawit petani di PKS berkisar Rp 2.000/kg. Masih remis. Tiada laba dan rugi. Karena memang harga pokok produksi (HPP) nya secara umum Rp 1.800/kg TBS. Biaya dibagi produksi sekitar Rp 1.800/kg.

Selama Mei, Juni, Juli dan Agustus 2022 harga jauh di bawah Rp 1.800. Saat ini juga masih banyak harga pabrik di bawah Rp 2.000/kg. Selama itu pula merugi. HPP Rp 1.800/kg, naik 70% dibandingkan sebelum perang Rusia Ukraina yang berdampak naiknya harga pupuk NPK dan herbisida.

Contoh konkretnya pupuk NPK Mutiara dulunya Rp 470.000/zak 50 kg, saat ini Rp 850.000/zak 50 kg. Apalagi yang kadar Kaliumnya tinggi, fungsinya untuk pembuahan makin mahal lagi. Jika tidak dipupuk apalagi tidak dipanen justru jadi kanibal.

Selama 5 hari saya di Pangkalan Bun Kalteng, cukup bersyukur dan gembira. Menyaksikan kebun sawit milik petani pada sudah mulai dipanen dan dirawat kembali. Ekonominya bergerak kembali. Padahal selama 4 bulan hampir tiada diurus lagi. Karena merugi.

Jadi petani kecil misal petani sawit luas 4 ha/KK. Tidak semudah dibayangkan. Tidak semudah mengucap kebijakan. Misal kebijakan larangan ekspor, kebijakan pajak pungutan ekspor nilainya yang tinggi atau mengatakan janji akan kembali harga Rp 3.000/kg.

Konsekuensi logisnya, selama 4 bulan lalu telah merusak pembukuan keuangan petani sawit kita. Lukanya dalam, memarnya masih terasa hingga sekarang. Tidak boleh lagi ada kebijakan makro tanpa dasar kajian telaah staf berbasiskan data fakta lapangan. Harus faktual.

Jadi pengingat agar tidak terulang lagi. Puluhan triliun kita kehilangan kesempatan dapat laba, pajak, kesejahteraan dan efek positif lainnya. Ribuan tenaga terampil kebun sawit kabur ke Malaysia. Biaya menyehatkan kembali kebun sangat besar.

Tidak kalah pentingnya, banyak pabrik kelapa sawit (PKS) mau menang sendiri. Karena merasa kuat. Menentukan harga TBS tidak lazim. Terlalu banyak labanya. Seakan mau hidup sendiri, lainnya dikuruskan demi menggemukkan dirinya. Jadi kuda harta, bukan jadi gembala badannya.

Harga TBS hanya setara 15% rendemen CPO nya. Padahal faktualnya bisa di atas 23% karena sudah dominan memakai benih riset DxP Tenera dari Puslit sumber benih sawit legal, yang bisa goal 25%. Bukan lagi benih asalan misal Varietas Dura. Cukup setara rendemen 21% petani senang penuh doa.

Bisnis bukan semata demi laba sebanyak – banyaknya, tapi juga mestinya agar hidup makin bermanfaat bagi sesama. Terpenting energi untuk mengembalikan kepercayaan sangat tinggi sekali. Urip iku urup.

Salam 🇲🇨
Wayan Supadno
Pak Tani
Hp 081586580630

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *