Sering saya membuat artikel dan foto video nuansa ajakan ke anak muda dengan pamer di kebun atau kandang sapi, termasuk fasilitas. Hasil dari bertani beternak, agar tahu. Jawaban bagi penghina petani. Pro kontra pasti. Tidak peduli demi masa depan negeri ini.
Saya sungguh prihatin akhir – akhir ini diberitakan, Indonesia dibanjiri telur, buah dan sayur impor, dari Cina dan Myanmar pula. Negara yang jauh di sana tentu butuh ongkos kirim mahal. Herannya mereka menang di pasar Indonesia.
Tidak kaget berita lama, impor gandum 11 juta ton/tahun, gula 4 juta ton/tahun, kedelai 3 juta ton/tahun, daging kerbau dan sapi setara 1,5 juta ekor/tahun dan banyak lagi. Kalau ini sejak lama, bahkan makin besar nilai impornya.
Jumlah kampus di Indonesia terbanyak ke 2 di dunia setelah India. Jumlah sarjana pertanian juga terbanyak di dunia. Belasan juta hektar lahan terlantar. Jutaan pengangguran hingga meluber jadi TKI. Pangan impor, manusia dan lahannya banyak yang menganggur.
Proporsi lulusan perguruan tinggi makin mendominasi pengangguran. Sangat minim sarjana pertanian jadi praktisi. Bahkan banyak jadi profesional usaha pertanian yang dimiliki non sarjana pertanian. Seakan tiada lagi ada rasa risih di hati. Soal tanggung jawab moral.
Sulit dipahami, kredit di bank 70% konsumsi, 30% investasi produktif. Terbalik dengan negara lain. Artinya jika kredit investasi minim maka mesin pencetak laba, pajak dan devisa ke depan juga akan minim. Kondisi ini harus dibenahi, diperbanyak praktisinya.
Ngenes lagi. Banyak perusahaan asing (PMA) bidang pangan, jadi bahan saling menyalahkan. Pertanda kurang investor/pelaku usaha asli putra bangsa. Saatnya ini semua jadi bahan renungan mawas diri, bijaknya sinergis berkontribusi untuk negeri.
Perlu kita ingat pesan Bapak Bangsa kita ;
1. Pangan soal hidup matinya sebuah bangsa. Maka dibangun Kampus IPB untuk menyiapkan kepastian pangan masa depan Indonesia (Bung Karno, Peletakan batu pertama Kampus IPB 1952).
2. Jangan berharap bangsa lain membangun negara kita, maka bangunlah manusia Indonesia dengan benar agar membangun Indonesia (Prof. B. J. Habibie).
3. Jika kita mengkonsumsi buah impor sebutir saja, sama artinya kita memberikan kesempatan petani luar negeri makin sejahtera (Bapak Jusuf Kalla, saat Muktamar).
Salam 🇲🇨
Wayan Supadno
Pak Tani
Hp 081586580630