Sat. Jun 28th, 2025

Empiris.
Mungkin kalau saya hitung dengan jujur jalan yang pernah saya bangun dengan dana pribadi. Totalnya ada kalau 30 km. Di Riau 15 km, di Pangkalan Bun 20 km dan di Bogor 5 km. Total jembatan ada kalau 40 titik.

Memang masih kecil kontribusi saya, dibandingkan perusahaan besar. Tapi semua saya syukuri. Indeksnya biaya secara umum dengan jembatan beban jika dibagi luas kebun minimal Rp 7 juta/ha.

Artinya nilai investasi beli lahan ditambah infrastruktur Rp 7 juta/ha. Alasan mendasarnya agar biaya produksi jangka panjang murah. Ongkos kirim per kg murah dan cepat sampai berdampak upah tenaga kerja tidak mahal per kg nya.

Rekayasa pola pikir ini harapannya, agar biaya murah menghasilkan banyak. Saat biaya dibagi hasil ketemu indeks harga. Itulah harga pokok produksi (HPP) agar terkunci. Tentu sebelum melakukan saya minta Tim Pemikir membuat kajian cost & benefit nya.

Cost & benefit analysis anggaran itu saya minta manajemen agar memaparkan dan debat gelar perkara. Argumentasi sesuai keahlian Tim Pemikir masing – masing. Setelah diputuskan, eksekusi, wajib dijalankan secepatnya dan total loyal kepada keputusan bersama.

Iklim situasi agar semua berkontribusi berpikir Tim Pemikir seperti ini. Harapannya agar pada mampu terampil berintuisi dan bernalar analisis dengan cepat. Agar kelak mereka juga jadi pelaku usaha (pengusaha). Transfer skill ini sangat penting.

Termasuk keuangan, saya cipta kondisi terbuka ke Tim Pemikir dan anak – anak saya yang lagi studi di pascasarjana maupun program sarjana. Harapannya agar tahu cara kendali cash flow usaha. Semua boleh berargumentasi. Bahkan saya tuntut tidak banyak memberi tugas ke saya.

Agar saya tinggal monitor usaha saja. Sisa waktu bisa dolanan WA, menulis dan berbagi pengalaman di banyak perguruan tinggi. Ini juga sangat penting replikasi profesi sebagai praktisi inovatif. Indonesia kurang pengusaha banyak sekali.

Mahasiswa dan anak muda sangat butuh contoh konkret lapangan. Atas kisah nyata. Agar jadi sumber inspirasi, edukasi dan motivasi. Tinggal ATP (amati, tiru, plek) atau ATM (amati, tiru, modifikasi) sesuai situasi kondisinya. Patut saya syukuri, ada hasilnya banyak meniru lalu sukses.

Mandiri membangun iklim usaha infrastruktur memang berat. Karena itu kewajiban pemerintah, jika di negara lain. Iklim usaha infrastruktur jika mandiri berdampak pada naiknya indeks investasi. Lalu lamban kembali modal investasi (ROI) nya. Itulah risiko jadi praktisi Indonesia jika mau investasi produktif.

Yang tiada kalah membahagiakan bisa mengkaryakan masyarakat sekitar yang butuh lapangan kerja (pengangguran). Tak ternilai. Kelas petani peternak bisa mengkaryakan langsung atau tidak langsung sekitar 150 KK, sungguh berarti. Usaha bukan semata demi harta. Menjabarkan, Urip iku urup.

Salam 🇲🇨
Wayan Supadno
Pak Tani
HP 081586580630

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *