Wayan Supadno
Contoh konkret di bawah ini bisa diambil ilmu hikmahnya, jadi bahan pembelajaran bagi segenap anak muda Indonesia. Utamanya yang punya cita – cita mulia cipta lapangan kerja saat Indonesia lagi banyak pengangguran seperti sekarang ini. Dengan kisah di bawah ini bisa dibedakan mau jadi siapa dan apa yang harus dilakukan.
1). Mr A.
Usahanya maju pesat karena dapat dukungan dari banyak pihak, termasuk dari bank syariah. Karakternya terpercaya karena semua mitra usahanya, setelah dicek oleh petugas bank semua pelanggan dan mitra usaha memberi penilaian positif. Kapasitasnya juga mumpuni, nampak jelas sebagai manusia pembelajar. Up grade diri tiada henti.
2). Mr B.
Usahanya macet padahal dulunya saat dipegang orang tuanya bisa tumbuh berkembang. Karena oleh petugas bank dicek karakternya, ternyata jelek. Dana ada saldo, tapi saat bersamaan angsuran suka molor tidak disiplin. Menjengkelkan, tinggi hati. Padahal kapasitasnya mumpuni karena lulusan perguruan tinggi IPK juga tinggi saat wisuda.
3). Mr C.
Usahanya juga macet padahal awalnya berkibar benderanya. Orangnya semangat, jujur dan berkarakter baik terlihat dari disiplin membayar angsuran maupun kewajiban ke suppliernya. Tapi keterampilannya iptek rendah, tidak bisa membaca data fenomena maunya pasar dan rendah leadershipnya. Karena malas belajar langsung praktik.
Karakter adalah sifat atau nilai-nilai moral yang melekat dalam diri seseorang sumber utama seseorang bisa atau tidaknya untuk dipercaya jadi mitra usaha. Misal jujur, disiplin, tekun dan bertanggung jawab. Ini mencerminkan siapa orang itu sebenarnya, terutama saat menghadapi tekanan atau godaan atau sedang enak.
Kapasitas, di sisi lain, adalah kemampuan atau keahlian yang dimiliki seseorang untuk melakukan sesuatu. Dalam dunia usaha, ini bisa berupa kemampuan mengelola keuangan, membuat strategi atau membangun relasi bisnis. Kapasitas menunjukkan apa yang bisa dilakukan oleh orang itu secara nyata.
Dalam kehidupan seorang pengusaha, karakter dan kapasitas harus berjalan seimbang. Paralel. Misalnya cerdas dan punya kapasitas luar biasa dalam membaca pasar dan membuat strategi bisnis. Namun, jika mudah menyerah usahanya akan cepat kehilangan dukungan. Baik dari pelanggan, investor, maupun timnya.
Sebaliknya, seorang pengusaha bisa punya karakter kuat. Misal jujur, tahan banting, dan pekerja keras, namun jika tidak punya kapasitas. Misalnya tidak memahami cara menjalankan bisnis, tidak mampu membaca laporan keuangan, atau tidak tahu cara bersaing. Maka bisnisnya tetap bisa gagal karena tidak bisa bertumbuh secara efektif.
Jika karakter gagal, maka akan timbul krisis kepercayaan dan reputasi. Orang-orang enggan bekerja sama, karena kepribadian si pengusaha dianggap bermasalah.
Jika kapasitas yang gagal, maka usaha akan macet atau bahkan bangkrut, karena tidak dijalankan dengan keterampilan yang cukup.
Singkatnya,
karakter adalah pondasi etika, kapasitas adalah pondasi teknis. Tanpa karakter, bisnis bisa hancur secara moral. Tanpa kapasitas, bisnis bisa hancur secara operasional. Keduanya penting agar seorang pengusaha bisa bertahan dan berkembang secara berkelanjutan.
Hidupnya nyata bermanfaat bagi orang lain jumlah banyak jangka panjang. Terkenal suka jadi dermawan karena penghasilannya di atas rata – rata. Pajakpun juga tinggi dan disiplin membayarnya. Sudah tiadapun, tetap terkenang indah di hati masyarakatnya karena jasa – jasanya. Anak cucunya bahkan kampungnya ikut kecipratan harumnya nama baik tersebut.
Salam Inovasi 🇮🇩
Wayan Supadno
Pak Tani
HP 081586580630