Mon. Jun 23rd, 2025

Kawula muda, penting menyimak kisah inspiratif di bawah ini. Dikaji dan disimpulkan agar dapat ilmu hikmahnya. Improvisasi membekali diri dan dipraktikkan untuk ikut berpartisipasi agar jadi bagian pemberi solusi masalah masyarakat di sekitarnya.

1). Produsen VCO.
Virgin Coconut Oil (VCO) produk super top dari kelapa, harga di apotek kemasan isi 200 mm Rp 75.000/botol. Tapi sahabat saya mampu jual kontrak dengan orang RRC harga curah Rp 40.000/liter, tapi berapapun dibeli dengan dibayar duluan.

Bahkan parsial ditukar alat mesin canggih dilunasi dengan VCO jumlah tertentu. Sekitar 7 tahun silam belum siapa – siapa nginap di rumah saya 2 kali. Saat ini aset produktifnya ratusan miliar. Karena karyawannya ratusan orang. Di 2 lokasi pula.

Rahasianya sangat sederhana. Bahan bakunya kelapa tua yang berjatuhan di bawah pohon dicampur kelapa tua grade C dan pabriknya di sentra kebun kelapa rakyat, non ongkir dan dicintai masyarakat sekitarnya. Tentu harga pokok produksi (HPP) nya sangat rendah. Kompetitif.

Ampas (bungkil) kelapa sisa peras VCO jadi pakan ternak harga Rp 2.500/kg, tempurung jadi arang briket juga diekspor dan masih banyak produk turunannya. Nyaris nol modal bahan baku, karena terkonversi dari hasil jual limbah tersebut. Makanya profit margin bisa ratusan persen.

2). Produsen CPO Asam Tinggi.
Tahu persis dunia lagi berusaha menekan solar fosil dan meningkatkan solar nabati. Hingga Biodiesel sawit jadi rebutan dunia, utamanya Eropa. Sisi lain tahu masyarakat petani sawit dapat perlakuan tidak adil oleh pabrik kelapa sawit (PKS).

Konkretnya brondolan sawit dihargai murah, lebih murah dari TBS biasanya. Lalu brondolan diproses jadi CPO asam tinggi bahan baku Biodiesel ternyata rendemen bisa 35% ke atas. Otomatis harga brondolan bisa di atas TBS selisih Rp 1.200/kg nya. Jika 1.000 ton Rp 1,2 miliar, selisihnya saja.

Kebanjiran brondolan dari petani. TBS diubah jadi brondolan. Dari pada harga TBS hanya Rp 2.800/kg, mendingan dijual brondolan Rp 4.000/kg ke PKS Mini produsen bahan Biodiesel, pembeli (eksportir) nya antri. Dicintai masyarakat karena cipta lapangan kerja dan mendongkrak kesejahteraan petani.

3). Produsen Pakan Ikan.
Sadar betul rumahnya sentra padi, pasti bekatul berlimpah hingga harga murah. Hanya 15 menit dari rumahnya lereng gunung yang banyak sumber air. Juga 30 menit dari rumahnya ada pantai pasti banyak ikan kecil banyak duri ikut terjaring tapi tidak laku di pasar.

Masih ada pula industri udang, skala besar, pasti limbah kepala udah rutin ada jumlah besar. Kesemuanya dirakit, ditepungkan dan dijadikan pellet pakan ikan. Agar komposisinya sesuai SNI protein minimal 25%, karbohidrat 30%, lemak 5% dan mineral maupun multivitamin tercukupi.

Cara memasarkan juga tidak rumit amat. Membuat kolam ikan patin, nila dan gurami yang kesemuanya mudah dipasarkan sskaligus menekan prevalensi stunting. Air kolam mengalir karena dibuat di pangkal gunung, kesehatan dan pertumbuhan ikan menyenangkan. Karena tepat agroklimatnya.

Laba sehat karena harga pellet pakan ikan murah dampak dari bahan baku murah. Implikasinya tercipta lapangan kerja, jadi suri tauladan masyarakat ikutan ternak ikan tawar dan ekonomi masyarakat tumbuh dinamis. Madani. Karena inisiasi bisnis berawal dari intelijen pasar ikan dan bahan baku pakan.

4). Industriawan Hasil Bumi.
Agar dapat kepastian bahan baku industrinya, sahabat saya melakukan kontrak volume dan harga dengan para petani sebagai mitra tulang punggung usahanya. Karena dia hebat dalam memasarkan produk turunan hasil bumi ke berbagai negara. Produknya marketable.

Umbi – umbian dan buah tropis dijadikan kripik vakum dan powder. Prinsipnya win – win solution, semua sama dimenangkan dapat laba maupun manfaat agar sama berkelanjutan. Bukan main tekan harga agar bisa laba banyak, lalu petani kapok.

Jika petani kapok, jadi bumerang senjata makan tuan, akhirnya gigit jadi tidak punya bahan baku akibat tiada mau yang menanam. Pasar pelanggan yang susah merintisnya pada kecewa. Dia tahu persis falsafah itu, jika mau berkelanjutan maka mitranya harus disejahterakan. Dia menjaga harga beli hasil bumi, usahanya dijaga masyarakatnya.

Kawula muda, bisa ditarik kesimpulan bahwa inisiasi bisnis lahir karena kepekaan intuisi melihat di sekitarnya. Apa yang berlimpah dan apa yang sangat dibutuhkan. Keduanya sama makna dan butuh solusi. Solusinya inovasi, hasil memasarkan invensi hasil penelitian para peneliti, agar kompetitif.

Salam Inovasi 🇮🇩
Wayan Supadno
Pak Tani
HP 081586580630

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *