Sat. Feb 22nd, 2025

Kawula muda, jika anda serius mau jadi pebisnis. Sekalipun anda belum punya modal, tidak punya waktu, belum punya ilmu bisnis, apalagi pengalaman berbisnis. Tetaplah mencari peluang bisnis, dikompilasikan dan diperbandingkan antar peluang bisnis tersebut.

Itulah cara saya dulu . Tidak peduli dengan segala keterbatasan yang ada pada saya. Konkretnya tidak punya modal karena bukan keluarga berada. Tidak punya waktu karena dinas militer. Tidak punya darah pebisnis karena keluarga petani gurem hingga transmigrasi.

Lambat laun akan refleks dan skill melahirkan ide gagasan bisnis (intuisi). Terus membuat kajian peluang bisnis. Dibandingkan antar peluang bisnis. Lama kelamaan akan refleks daya nalar analisis bisnis kita. Bisa karena terbiasa.

Jika kita sudah refleks naluri bisnisnya. Jika kita sudah refleks daya nalar analisisnya. Maka kita akan punya ” tabungan peluang bisnis ” yang lengkap dengan kajian estimasi cashflownya. Dengan begitu akan mudah mencari donatur diajak bagi hasil. Karena mulai percaya.

Karena aman dan menguntungkan, maka akan ketagihan. Kita mulai punya mesin ATM penghasil uang tanpa modal dana. Otomatis kita tanpa modal dana akan dapat laba. Kolektifnya laba akan jadi banyak bisa jadi modal sendiri dan lambat laun tanpa perlu donatur.

Jika komitmen itu konsisten dijalankan maka laba jadi modal sendiri jumlah banyak. Apalagi jika nilai transaksinya banyak dan unit bisnisnya juga banyak. Maka yang iuran laba ke kita juga banyak. Tidak terasa kita punya kapital jumlah besar. Yang tidak tahu prosesnya menuduh kita pelihara tuyul.

Nah, modal besar yang milik sendiri itulah yang kita investasikan agar jadi sumber passive uncome jangka panjang. Karena kita percayakan kepada manajemen tim pemikir dan pengelola usaha – usaha kita, sehingga kita cukup terima laporan saja. Mengatasi jika ada yang serius.

Cukup usaha kita dikontrol oleh akuntan publik, kalau bidang keuangan. Cukup kita percayakan kepada notaris, jika kita melakukan transaksi. Begitu juga pada bidang lain. Agar semua lebih aman karena telah dikelola oleh para ahli di bidangnya.

Jika mau membangun bisnis baru, cukup tim yang membuat kompilasi bisnisnya. Dibuat acara gelar gagasan antar kepentingan dan keahlian di bidangnya. Sehingga keterlibatan kita sangat minim. Agar ada kemerdekaan bagi pengelola usaha. Kita banyak waktu hal pribadi.

Contoh ;

Saat saya memulai bisnis karena belum punya modal sama sekali. Saya buat simulasi estimasi cashflownya. Saat jual beli karung bekas, pembelinya saya minta yang mendanainya. Saya jadi supplier cangkang sawit melawan batu bara, pemilik truk yang saya minta mendanainya.

Saat jual beli ikan mas dari Danau Maninjau Sumbar ke Pematang Siantar Sumut, pemilik ikan saya minta mendanai bayar belakangan tapi pembelinya bayar duluan. Saat bisnis batu kapur, pemilik tungku saya minta mendanainya, dibayar saat invoice cair. Agar nol modal usaha.

Begitu juga saat jualan limbah kayu teh diremajakan. Saat jadi supplier obat farmasi ke pabrik kertas raksasa, para pabriknya saya minta bayar belakang (mendanainya), nunggu invoice cair juga. Lambat laun laba terkumpul banyak jadi modal sendiri.

Kenapa mereka percaya dan mau. Tentu karena kalkulasinya logis terukur didanai dan tidak mengecewakan. Praktis yang mendanai bisnis saya juga ketagihan, maunya terus dicarikan ide bisnis yang lain lagi. Ini terjadi karena aman dan produktif.

Pendek kata dapat laba dari beberapa bisnis, tapi didanai pihak lain. Caranya, terus melatih diri dalam berintuisi dan daya nalar analisis bisnis saat menyajikan kompilasi peluang bisnis. Karena sibuk, maka memberdayakan orang lain. Itulah proses cipta lapangan kerja oleh pebisnis.

Salam 🇮🇩
Wayan Supadno
Pak Tani
HP 081586580630

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *