Mon. Jun 23rd, 2025

Agar anak muda Indonesia mudah mengambil ilmu hikmah jadi bahan membekali diri untuk berkembang, berikut ini saya kisahkan beberapa usaha konkret cipta lapangan kerja. Bisa kompetitif karena inovatif. Hidupnya bahagia dan makmur sejahtera.

1). Petani Cabe.

Karena sadar betul kontributor penyebab utama harga pokok produksi (HPP) menanam cabe dari biaya pupuk dan pestisida. Maka seorang petani muda inovatif tidak mau tergantung hanya pada pupuk dan pestisida kimia saja.

Media tanamnya diperbanyak pupuk organik yang diperkaya mikroba (hayati). Yang mengandung Pseudomonas, Bacillus dan Trichoderma. Implikasinya penyakit seperti Antraknosa/Patek, Fusarium dan Virus Gemini. Nyaris tiada. Nyaris aman tanpa serangan.

Praktis biaya rendah dan hasil naik. Karena minim pupuk NPK dan hampir tanpa pestisida. Karena ada pada bio pestisida Bomax, Bio Extrim dan Hormax. Sayapun senang sebagai formulator dan produsennya sudah belasan tahun setia.

Alhasil dia dikontrak oleh perusahaan besar bidang makanan dengan bumbu. Bahan baku bumbu mie instan dan sarden ikan. Itulah off takernya. Harga difiksasi, begitu juga jumlah panenannya. Sadar, kepastian pasar hal mutlak. Bergerak dalam senyap membendung impor.

Sebaliknya, petani cabe yang lain hanya modal emosi tergantung serba kimia yang makin mahal, non inovasi. HPP nya tinggi hampir dua kali lipatnya petani inovatif. Ironisnya lagi tanpa intelijen pasar. Kena hama penyakit, pupuk mahal dan jualnya ikutan pasar fluktuatif.

2). Peternak Sapi.

Sejujurnya, sangat hormat kepada sahabat saya ini. Peternak inovatif. Selain yang bersangkutan lulusan pasca sarjana teknologi pakan sapi (nutrisi) juga dikelilingi oleh staf – stafnya yang ahli di bidang sapi. Karena ribuan ekor.

Rerata penggemukan selama 100 hari, tambah bobot 150 kg/ekor atau ADG 1,5 kg/ekor/hari. Jika 1.000 ekor nampak mata Rp 7,5 miliar jika harga jual Rp 50.000/kg sapi hidup. Padahal biayanya tidak sampai Rp 5 miliar atau Rp 5 juta/ekor/100 hari. Laba Rp 2,5 miliar/100 hari 1.000 ekor sapi.

Itulah contoh konkret kalau jadi pengusaha peternakan sapi mau mempraktikkan iptek inovasinya. Itulah contoh kalau punya ilmu teori bukan dihafal saja, tapi dipraktikkan dengan kesungguhan. Juga contoh nyata kalau melakukan penelitian dihilirisasikan di lapangan.

Wajar usahanya meroket tajam hingga populasi sapi di atas 30.000 ekor/tahun yang terjual. Hal menarik Sapi Bali dan Madura bisa 1 ton/ekor karena inovatifnya terhadap pakan sapi. Terpenting bisa cipta lapangan kerja di atas 600 orang dan pajaknya besar rutin untuk APBN.

Sebaliknya, peternak sapi yang lain banyak yang usahanya jalan di tempat bahkan tak jarang kandang sapi tutup. Karena merugi, gulung tikar. Karena tanpa mau adaptif dengan inovasi. Asal praktik saja. Tanpa mau mengelola usaha peternakan dengan jiwa entrepreneurship.

Ilmu hikmahnya, praktik bisnis agro tanpa inovatif. Maka akan kelelahan karena HPP nya sangat mahal. Inovatif bisa makin kompetitif. Petuah bijak, praktik tanpa iptek inovasi akan kesasar, tapi iptek tanpa praktik bagai wacana belaka, manfaatnya bagi orang lain kurang nyata. Mental inovatif, mutlak hukumnya.

Salam Inovasi 🇮🇩
Wayan Supadno
Pak Tani
HP 081586580630

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *