Mon. Jun 23rd, 2025

Saya ingat persis dan rasanya hidup bersukma dalam ingatan saya. Sebuah pesan dari sahabat saya di Medan. Sekitar tahun 2007, saat itu usaha lagi di ambang bangkrut Rp 38 miliar karena tertipu mitra bisnis properti. Kabur ke Singapura.

Beliau seorang praktisi bisnis agro inovatif yang bermental pembelajar nuansa inovasi. Usahanya tumbuh pesat hingga punya kebun sawit luas dan beberapa pabrik kelapa sawit (PKS) bermitra dengan petani. Karyawannya ribuan orang.

Anggaran buat gajian karyawan saja minimal Rp 9 miliar/bulannya, tahun 2007. Tiap Idul Adha sapi kurban 7 ekor disebar di tengah masyarakat. Pesan ke saya, ” Jadilah manusia yang bisa menjaga komitmen dan konsisten “.

Persis pesan Guru Besar di Kampus IPB. Datang ke sawah saya saat mau panen padi perdana, hasil saya cetak sawah 21 hektar di Jonggol Bogor. Tahun 2009. Tahu persis lahan 21 hektar tersebut dulu tandus cadangan perumahan, saya sewa 6 tahun.

Berubah produktif karena saya menerapkan Teknologi Remediasi, mengembalikan kesehatan dan kesuburan tanah. Tetangga hanya dapat maksimal 4 ton GKP/ha karena tandus, punya saya bisa 7,8 ton GKP/ha karena pasca remediasi.

Karuan saat panen jadi heboh di media massa dan televisi. Banyak pejabat datang ke sawah pada ramai – ramai berfoto ria bersama – sama. Lalu saya diminta Presiden SBY mengisi Dialog Interaktif Pertanian Organik, Live. Tiap Jumat pagi. Ini awal ” jiwa cinta pekat ” tani saya terbangun.

Dari pesan 2 sosok idola saya di atas. Pebisnis senior dan Guru Besar Ilmu Tanah. Jadinya saya hingga detik ini masih suka melakukan remediasi lahan tandus. Di antaranya kebun buah naga, jeruk madu chokun, alpukat dan sawit di Pangkalan Bun Kalteng.

Menjabarkan pesan agar punya komitmen dan konsisten. Menghijaukan bumi yang tandus gundul terlantar. Tidak produktif puluhan tahun, saya ubah jadi hijau asri alami produktif jangka panjang cipta lapangan kerja bagi masyarakat sekitar.

Hari ini lagi cetak kebun sawit ratusan hektar di lahan tandus berpasir gundul. Sebagian pasca penambangan. Yang pasti bekas pembalakan yang tidak direboisasi. Walaupun itu parsial saya cetak atas pesanan beberapa sahabat yang ingin punya kebun sawit.

Sahabat saya pesan kebun sawit karena tahu cerah prospeknya. Tahu Presiden terpilih Prabowo Subianto target utamanya mandiri pangan dan energi ramah lingkungan berbasis sawit. Hilirisasi dan melahirkan pebisnis inovatif baru sebagai lokomotif perekonomian bangsa.

Ini sangat tepat agar mendongkrak pertumbuhan ekonomi bisa konsisten minimal 8%. Otomatis akan tercipta lapangan kerja jumlah banyak. Yang dulunya menganggur jadi produktif. Implikasi nasional pendapatan per kapita naik. Agar tidak hanya USD 5.000.

Jika berharap Indonesia jadi negara maju maka pendapatan per kapita mutlak minimal harus USD 12.000/tahun. Atau USD 1.000/bulan setara Rp 15 juta/kapita/bulan. Kemiskinan maksimal harus 2%, saat ini masih 9,36%.

Indeks inovasi global harus masuk peringkat 20, padahal saat ini baru peringkat ke 61, pertanda produktivitas penelitian kita kurang optimal dan banyak tersimpan di lemari belum membumi. Pertanda saat mau riset tanpa kajian pasar atau karena kurangnya jumlah pengusaha.

Indeks kompleksitas ekonomi juga masih peringkat ke 61, pertanda suka ekspor bahan mentah saja. Bahan baku industri di luar negeri. Sudah puas hanya jadi vendor saja. Bukan jadi Industriawan inovatif. Negara makin maju, makin banyak ekspor produk jadi inovatif.

Ini erat korelasinya dengan jumlah pengusaha kita hanya 3,47%, padahal syarat negara maju minimal 8% dari penduduknya. Artinya perguruan tinggi harus mawas diri. Agar punya ” komitmen dan konsisten ” bisa melahirkan insan entrepreneur jiwa inovatif. Petarung global.

Stunting harus maksimal 5%, padahal saat ini masih 21,6%. Dampaknya IQ rerata hanya 78,49, negara maju minimal 110. Ini akibat ketahanan pangan kita kurang baik. Kalah dengan Singapura, Malaysia dan Vietnam. Dampak kurang ” komitmen dan konsisten ” peduli pangan.

Salam Mandiri 🇮🇩
Wayan Supadno
Pak Tani
HP 081586580630

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *