Empiris.
Beberapa bulan ini, sering kali saya dapat telepon. Yang kebetulan semuanya mengajak diskusi hal usahanya yang sedang bermasalah serius. Saya sangat memahami, karena di seluruh dunia lagi kena imbas dari pandemi covid, perubahan iklim tidak menentu, pesatnya digital, perang Rusia dan Ukraina.
Ditambah lagi, Kementerian Pertanian lagi dilanda masalah sangat ekstrem memalukan. Sudahlah impor pangan makin meroket hingga di atas Rp 300 triliun. Ditambah lagi kasus korupsi justru oleh Mentan dan Pejabat puncaknya. Ibarat perusahaan sedang ” bangkrut moral material “.
Yang membuat makin sakit hati rakyat Indonesia. Keringat sejagung – jagung jadi pajak lalu jadi APBN disalah gunakan. Dana haram malpraktek manajemen justru diduga mengalir ke salah satu Parpol. Ini sangat ironis. Padahal mestinya Parpol adalah lokomotif kemajuan sebuah bangsa. Bukan sebaliknya. Justru negara terasa makin kacau karena ulah oknum Parpol. Menyedihkan sekali.
Berikut ini pengalaman saya yang bisa diambil ilmu hikmahnya oleh para sahabat yang cashflow usahanya sedang bermasalah. Saat saya bangkrut Rp 38 miliar pada tahun 2008 yang lalu, sangat berat beban moril materiil, tiada kepercayaan bukan hanya ke saya pribadi sebagai owner perusahaan, tapi juga ke keluarga dan tim direksi.
Maka langkah – langkah yang saya lakukan adalah :
- Kuasai diri.
Karena tanpa soliditas tim inti yaitu keluarga maka mustahil bisa kuat menghadapi kebangkrutan dan terlalu sulit bisa bangkit lagi. Keluarga adalah sumber inspirasi dan kekuatan bisnis. Semua yang dilakukan dalam berbisnis hakikatnya demi keluarga lebih baik lagi. - Cinta pekat kepada Tuhan.
Karena hanya Tuhan Maha Penolong, agar berpihak dapat petunjuk atau hidayah jalan pintas kemudahan mengatasi masalah secepatnya. Tidak cukup hanya mengandalkan kepintaran belaka. Akan sia – sia belaka kalaupun pintar punya modal, tapi kalau Tuhan tidak berpihak (ridho).
- Konsolidasi.
Karena kajian saat pasca bangkrut mulai kekuatan personil materiil yang tersisa sangatlah penting. Ini adalah benih harapan agar tetap berusaha lagi. Agar tahu persis siapa kawan dan siapa lawan di dalam tubuh usaha dan mitra. Dengan begitu akan makin terang benderang saat mau menentukan sikap dan melangkah lagi.
- Buat rencana strategi bisnis baru.
Tentu yang non teoritis tapi aplikatif, terukur, konkret, spesifik dan timeable dibatasi waktu capainya. Mau memakai strategi frontal, melambung atau gerilya sifatnya disesuaikan dengan kebutuhan situasi yang terjadi di lapangan. Pendek kata, gagal membuat rencana strategi sama artinya merencanakan kegagalan.
- Pintar pintar dengan para orang pintar.
Artinya harus pintar mengelola para orang pintar staf khusus, tahu diri bahwa tanpa dukungan orang – orang pintar/ahli/praktisi pemilik ragam empiris di sekitar, mustahil akan mudah menguasai sasaran. Ini hal sangat fundamental dalam membangun sistem usaha agar makin minimal keterlibatan owner dalam manajemen kelola usaha. Tiada sukses karena superman, adanya karena superteam.
Kesimpulan, bangkrut sesungguhnya bisa menimpa siapa saja dan kapan saja. Apalagi jika dikaitkan kondisi makro nasional, global atau bencana alam. Paling hanya bisa diminimalkan dengan sikap ” antisipasi “. Ibaratnya sedia payung sebelum hujan. Sedia pangan sebelum kekurangan, apapun caranya. Toh dibekali perangkat konstitusi dan APBN ribuan triliun.
Solusinya, hanya dengan sikap tenang maka akan menghadirkan suasana terang cara berpikir. Hanya dengan mawas diri maka akan makin tahu diri sehingga bisa menempatkan diri, bukan membusungkan dada dirinya sendiri paling berjasa bagi pangannya rakyat Indonesia. Dengan kejadian itu niscaya akan bisa dirasakan bahwa peran pihak lain tidak kalah pentingnya.
Ketika tiada pernah jatuh, merasa selalu sukses sempurna langkahnya, maka saat jatuh sekali saja. Misal bangkrut, maka akan sangat terasa. Gelas, terasa bermanfaatnya bukan saat gelas itu ada, justru jika sudah tiada karena pecah atau hilang ” makin terasa ” begitu besar manfaatnya gelas tersebut. Begitu juga kekuasaan dan lainnya.
Kata Simbahku, orang paling aman bukan orang yang dipersenjatai atau punya banyak senjata atau pintar bela diri, tapi orang yang dicintai oleh masyarakat sekitar karena benar dan bermanfaat nyata bagi orang lain maupun alam ciptaan Nya. Orang Jawa bilang, salah bakalan seleh.
Salam 🇮🇩
Wayan Supadno
Pak Tani
081586580630
Terima kasih atas sharing yg begitu berharga dan.bermanfaat bagi kita petani dan orang awam. Dalam kondisi yang sedang tidak baik saat ini, tak salah lagi kalau bapak Presiden RI menunjuk pak Wayan Supadno sebagai Menteri Pertanian supaya bangsa kita dapat melihat hasil karya dan sumbangsih bapak kepada bangsa ini terlebih peran bapak sebagai peneliti dan praktisi dalam bidang pertanian dan peternakan sudah teruji nyata di masyarakat. Selamat berkarya bapak Wayan Supadno, Tuhan menjaga dan memberkati bapak.