Ilustrasi kisah di bawah ini nanti bisa kita ambil ilmu hikmahnya tentang pentingnya kesadaran partisipasi. Hal teramat sulit membangun manusia praktisi bisnis adalah menghidupkan kesadaran berpartisipasi memulai bisnis.
Itulah ujar seorang motivator hebat sekaligus pebisnis, pada sebuah seminar entrepreneurship di hotel mewah yang dihadiri oleh hampir 1.000 orang yang kesemuanya ingin jadi pebisnis/pengusaha/entrepreneur.
Katanya lagi, motivator ngomong sampai berbuih sekalipun dan peserta sampai hafal teori bisnis di luar kepala .Jika tanpa partisipasi mulai bisnis, tiada arti. Nyaris tiada manfaatnya ikut seminar entrepreneurship.
Iuran Madu.
Seorang Kades, punya hajat mantu anaknya. Karena dekat hutan tanaman industri (HTI) mau menjamu madu kepada para tamunya. Dikumpulkan 20 orang tukang pencari madu. Targetnya 500 liter madu. Diberi waktu cukup longgar 5 bulan sebelum acara pernikahan dimulai.
Pada setor air campur gula merah, karena malas ke hutan mencari madu. Padahal banyak, asal mau. Dianggapnya kalau hanya 25 liter/orang dari 500 liter madu, tidak kelihatan. Apa yang terjadi ? Ternyata semua berpikir sama. Madu asli tiada didapat.
Ilmu hikmahnya. Misi mulia sekalipun bisa gatot, ” gagal total “, jika tiada partisipasi kolektifnya. Niat baik Kades menjamu tamu dan memberi peluang emas kepada masyarakatnya mau beli madu asli. Juga gatot, kalau dasar karakter/mentalnya tidak bisa dipercaya. Koruptif.
Burung Kutilang
Sebanyak 7 ekor sedang hinggap di atas dahan pohon. Tidak jauh dari itu ada pisang, sebagian sudah matang di pohon. Semua burung ingin menikmati pisang matang tersebut. Mereka tahu persis enaknya pisang dan mereka butuh pisang tersebut.
Dari 7 ekor burung tersebut, ada 3 ekor berencana terbang ke arah pohon pisang dan menikmatinya. Sisanya ada 4 ekor mau ikutan terbang jika yang 3 ekor burung sudah sampai dan tahu nikmatnya pisang matang.
Mereka berkicau saut – sautan antara burung satu dengan yang lainnya. Riang gembira. Mungkin membahas rencananya mau terbang ke arah pisang tersebut. Merdu sekali hingga habis waktu. Enak didengarkan kicauannya.
Berapa ekor dari 7 ekor burung tersebut yang sudah menikmati pisang masak di pohon ? Ilmu hikmahnya, sekalipun ada peluang emas di kelopak mata, jika tanpa berbuat nyata tiada makna juga. Walaupun sudah berkicau dengan rencana.
Padahal asal mau saja, sekejap bisa terbang dan menikmati pisangnya. Hanya habis waktu tiada makna. Berwacana ria tentang rencana indahnya. Lalu pisang dimakan Si Codot. Sekalipun burung melihat dan punya sayap bisa terbang. Kesempatan hilang.
Pasir Jadi Mutiara.
Kerang tahu persis bahwa karena air liurnya bisa membalut jadi mutiara indah dikenang sepanjang masa. Kerang rela berbuat beda, pasir dimasukkan dalam bagian tubuhnya. Awalnya sakit, tapi ditahan demi mimpi punya legacy. Agar hidupnya berarti.
Ditanamkan komitmen di dalam hatinya dan dilakukan dengan konsisten harus punya legacy. Pasir dimasukkan di dalam cangkangnya dililit dengan air liurnya tiada henti. Lambat laun proses awal yang menyakitkan jadi hal biasa saja.
Alhasil, kerang tersebut beda dari umumnya kerang lainnya. Dia punya legacy yaitu mutiara indah. Disematkan pada saat dan tempat yang pas. Pujian tiada akhir untuknya, walaupun hidupnya kerang telah berakhir. Karena komitmen di hati, dijalankan dengan konsisten.
Salam Improvisasi 🇮🇩
Wayan Supadno
Pak Tani
HP 081586580630