Wayan Supadno
Terakhir ini, suasana batin saya sungguh bisa bahagia teramat dalam. Karena terjadi proses ” kenikmatan humanitas ” karena ada Ramadhan, Hari Suci Nyepi dan Idul Fitri. Terus beruntun esensi sifat humanisnya manusia.
Kenikmatan humanitas adalah kebahagiaan sejati yang didapat dari kehidupan yang penuh dengan kemanusiaan, yaitu dengan memberi manfaat kepada sesama, menolong yang membutuhkan, dan hidup dalam harmoni.
Kenikmatan ini bukan sekedar kepuasan materi, tetapi rasa bahagia yang muncul dari empati, kasih sayang dan berbagi kebaikan. Mampu melinierkan antara hati, pikiran, perkataan dan perbuatan nyata. Konsistennya terjaga.
Korelasi kenikmatan humanitas terjadi karena bersumber dari ajaran agama dan kearifan ;
Islam :
“Sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi manusia lain.”
(HR. Ahmad, Ath-Thabrani, Ad-Daruquthni)
Islam mengajarkan bahwa kebahagiaan sejati datang dari berbagi dan menolong sesama. Konsep rahmatan lil ‘alamin (rahmat bagi seluruh alam) menekankan pentingnya hidup dalam kebaikan dan kasih sayang.
Kristen :
“Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri.”
(Matius 22:39)
Ajaran Kristiani menekankan cinta kasih dan pelayanan kepada orang lain sebagai bentuk ibadah sejati. Yesus Kristus memberi contoh dengan menolong, menyembuhkan, dan berkorban untuk umat manusia.
Hindu :
“Tat Twam Asi”. “Aku adalah kamu, kamu adalah aku.”
Filosofi Hindu mengajarkan bahwa semua makhluk memiliki esensi yang sama dan harus saling membantu. Konsep Dharma menekankan perbuatan baik sebagai sumber kebahagiaan sejati.
Buddha :
“Kebahagiaan sejati datang dari melepaskan keegoisan dan hidup untuk orang lain.”
Ajaran Buddha menekankan welas asih (karuna) dan kebijaksanaan (prajna) sebagai sumber kedamaian dan kebahagiaan. Konsep karma menunjukkan bahwa perbuatan baik akan membawa kebahagiaan di masa depan.
Kearifan Jawa “Urip Iku Urup”
Hidup harus menyala dan menerangi sekitar, artinya hidup harus dihidup – hidupkan agar hidup terang menyala bagi sekitarnya, memberi manfaat bagi orang lain.
Contoh Konkret Kenikmatan Humanitas ;
1). Di masyarakat:
Menolong tetangga yang kesulitan tanpa mengharap imbalan. Ikut serta dalam kegiatan sosial seperti bakti sosial atau gotong royong. Sadar itu bagian dari ibadah juga.
2). Dalam dunia pendidikan:
Guru yang mengajar dengan tulus untuk membangun generasi yang lebih baik. Memberikan beasiswa atau akses pendidikan gratis bagi yang membutuhkan. Tanpa tersekat soal keyakinan.
3). Dalam dunia kesehatan:
Relawan medis yang membantu korban bencana alam atau masyarakat miskin. Pelayanan yang tulus ikhlas. Tanpa melihat segala macam perbedaan latar belakang yang beda, sama sesama ciptaan Nya.
4). Dalam dunia bisnis:
Pengusaha yang membuka lapangan kerja dan memperhatikan kesejahteraan karyawannya. Agar sama – sama tumbuh saling melengkapi dan bersinergis. Meminimalkan rasio gini kesenjangan sosial ekonomi.
5). Dalam lingkungan dan alam:
Menanam pohon, menjaga kebersihan, dan tidak merusak alam sebagai bentuk cinta kepada makhluk hidup lain. Mengurangi penggunaan plastik dan limbah yang mencemari bumi. Menyadari bahwa menjaga alam hal penting agar alam menjaga kita.
Kesimpulan ilmu hikmahnya ;
Kenikmatan humanitas adalah kebahagiaan sejati yang muncul ketika seseorang hidup dengan memberi manfaat kepada orang lain.
Semua agama dan budaya mengajarkan bahwa kebahagiaan terbesar bukan dari kepemilikan materi, tetapi dari kasih sayang, empati dan perbuatan baik.
Orang yang menjalani hidup dengan memberi, berbagi, dan membantu akan merasakan ketenangan batin dan kebahagiaan yang hakiki.
Salam 🇮🇩
Wayan Supadno
Pak Tani
HP 081586580630