Perusahaan besar yang tumbuh dinamis, selalu memiliki falsafah yang ditanamkan kepada jajarannya agar kreatif inovatif. Itu semboyan doktrinnya.
Bahkan tak jarang di tiap ruangan yang paling tinggi frekuensi terlihat mata ada tulisan besar. Bunyinya ;
” INOVASI ATAU MATI. “
Artinya dalam menjalankan usaha hanya ada 2 pilihan yaitu mau adaptif dengan hasil inovasi atau mati usahanya akibat tidak kompetitif.
Misal karena harga pokok produksi (HPP) nya tinggi atau mutunya kurang atau tidak mau mengikuti maunya pasar atau percepatan dalam menyelesaikan masalah atau mudahnya dalam kelolanya.
Berikut ini contoh konkret perbandingan antara petani peternak yang kreatif inovatif dengan yang sebaliknya. Hanya jalan seperti yang sudah – sudah, tanpa upaya kreatif inovatif.
Sehingga ilmu hikmahnya bisa jadi bahan pendidikan mentalitas segenap anak bangsa. Ini sangat penting, pengalaman adalah guru terbaik.
Agar makin produktif. Jika kolektif nasional akan mendongkrak indeks inovasi global yang saat ini hanya peringkat 75 dan indeks kompleksitas ekonomi ke 61 dari 132 negara.
Peternak Sapi.
1. Yang inovatif.
Menanam hijauan hasil inovasi dari UGM, Gama Umami namanya. Bisa 700 ton/ha/tahun dengan biaya Rp 30 juta/ha. Kadar protein kasarnya 16%. Sehingga efisien sekali.
2. Yang non inovatif. Menanam rumput gajah biasa. Hanya dapat 150 ton/ha/tahun, biaya Rp 30 juta/ha. Kadar protein kasar 5% saja. Jadinya jauh lebih mahal harga protein per kg nya.
Petani Padi.
1. Yang inovatif.
Benih inovasi. Remediasi lahan, persis Israel dan Ethiopia. Pupuk kandang 10 ton/ha, biang Mikroba (Bio Extrim Hormax) 10 liter/ha. Dolomit 1 ton. Dapat 8 ton/ha. Biaya murah. Karena NPK kimia sangat sedikit.
2. Yang Non Inovatif. Hanya menyerah begitu saja seperti biasa, tradisional. Memakai pupuk kimia NPK tanpa logis, emosi saja. Tanpa dolomit padahal padi kerdil pertanda pH rendah masam. Biaya mahal dapat hanya 4 ton/ha.
Petani Sawit.
1. Yang Inovatif. Benih legal Puslit. Umur 10 tahun dapat 30 ton/ha/tahun, biaya Rp 30 juta/ha/tahun. Karena NPK 25%, pupuk kandang dan pupuk hayati (Bio Extrim Hormax) dolomit agar pH netral. Jadi rebutan pabrik karena rendemen CPO 26%.
2. Yang Non Inovatif. Benih asalan, asal murah. Itu salah fatal sesal 25 tahun. Umur 10 tahun, dapat 14 ton TBS/ha/tahun. Biaya Rp 25 juta/ha/tahun. Karena emosi hanya NPK kimia saja. Pabrik menghargai rendah karena rendemen CPO 18%.
Salam 🇲🇨
Wayan Supadno
Pak Tani
HP 081586580630