Sun. Feb 16th, 2025 5:49:58 PM

KACA MATA HATI

ByWayan Supadno

Feb 24, 2024

Sekitar 40 tahun lalu, kami tujuh bersaudara dalam satu Guru Malam. Dapat wejangan ilmu kehidupan nyata. Topiknya ” Kaca Mata Hati “. Diulas filsafatnya hingga detail. Semua narasinya penuh arti dan menyejukkan hati.

Diurai juga contoh nyata di tengah masyarakat, apa adanya, jadi bahan telaah kajian. Mawas diri. Belajar dari kejadian alam semesta. Bermanfaat, karena mudah dipahami dan mudah juga ditiru asal mau.

Hati pada hakikatnya bersih adanya. Pancaran sinar dari Tuhan Yang Maha Suci. Suara hati nurani, sesungguhnya suara paling adil. Perannya sebagai gembala badan kita sendiri. Pengendali diri sendiri.

Mata hati akan berubah total mana kala telah dipasang kaca mata hati. Tidak lagi objektif adil apa adanya. Subjektif adanya. Ada yang selalu berlebihan melihat sesuatu, sosok, hingga terkesan cari muka atau penjilat.

Tapi ada juga sebaliknya. Melihat sesuatu keadaan dan sosok figur, yang terlihat negatif saja. Sarwo waton suloyo (Bahasa Jawa). Artinya semua terlihat selalu jelek negatif saja, tiada benar di matanya. Seolah hanya dirinya sendiri paling benar.

Konkretnya, melihat seseorang kotor. Ada 2 kemungkinan. Kemungkinan pertama memang yang dilihatnya kotor. Kemungkinan kedua, kaca mata hatinya yang kotor. Butuh mawas diri, melihat diri sendiri terlebih dulu, adakah kaca mata hatinya memang kotor.

Alam semesta sumber pembelajaran jika dilihat dengan mata hati apa adanya. Tanpa kaca mata hati, misal :

Tentang keseimbangan kehidupan. Jika pohon mangga buahnya sudah lebat, masih juga dituntut agar makin lebat lagi. Tiada puasnya. Maka tanpa hempasan angin sekalipun, dahan tersebut akan patah dengan sendirinya.

Begitu juga tentang kehidupan kita ini. Dalam segala hal hendaknya dijaga agar senantiasa seimbang, agar tetap bisa berjalan nyaman. Jika keseimbangan tanpa dijaga karena subjektifnya kaca mata hati, di sana mulai menuai masalahnya.

Begitu juga pembelajaran tentang kesetiaan. Sang Akar, letaknya di bawah, tidak terlihat tidak masalah. Konsisten berbuat mencari sari – sari makanan demi kokohnya sang batang, sejuknya daun, indah warna warni aroma mewangi bunganya dan nikmatnya sang buah.

Sang akar tidak butuh pujian. Bahkan terinjak pun juga tidak dipermasalahkan. Kadang batang yang kokoh pun karena akar mau melupakan. Tanpa sadar batang bisa besar menjulang tinggi juga berkat peran sang akar. Sekalipun letaknya di bawah, tidak butuh tampil dan pujian.

Jangan main – main dengan akar, jika tidak mau bermasalah serius, karena batang jadi tempat berteduh banyak insan. Batang tempat banyak cabang ranting, daun, bunga dan buah. Sebaiknya segera mawas diri. Berbenah diri. Sebelum jadi sesal lekat hingga di ujung hayat.

Salam 🇮🇩
Wayan Supadno
Pak Tani
HP 081586580630

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *