Jaga merekmu. Jaga nama baikmu. Jaga kampusmu. Jaga kepercayaanku. Jangan membuat saya makin sibuk karenamu. Kalimat – kalimat singkat itulah paling sering saya pakai menegur staf saya, jika ada yang salah atau gagal menjalankan tugasnya.
Maksud tujuannya agar perorangan atau tim pengelola usaha – usaha saya, mereka ” tiada henti ” membangun mutu dirinya sendiri. Tiada henti membangun kinerja mereka. Agar mereka lebih ” merdeka berkarya ” dalam kreatifitasnya dengan mutunya.
Agar saya tidak sibuk hal teknis rutin. Agar saya cukup waktu untuk mengerjakan hal pribadi misal untuk Tuhan, keluarga dan sosial kemanusiaan. Agar usaha juga bisa didelegasikan lebih optimal dan produktif lagi. Agar saya tidak sibuk urusan bisnis saja.
Kawula muda, pengalaman saya di atas sengaja saya urai. Agar tahu persis metode delegasi usaha. Agar mereka para staf saya juga pada jadi pengusaha di kemudian hari dan cipta lapangan kerja, pengangguran berkurang.
Sering juga saya memuji sebagai wujud apresiasi bagi yang berprestasi. Secara lisan atau tulisan. Bahkan material yang tak terduga. Agar mereka bisa membedakan penjabaran teori ” reward dan punishment “. Agar termotivasi.
Jika sejak dini dididik dan dilatih agar ” refleks peduli ” hal kecil terhadap diri sendiri dan lingkungannya. Niscaya akan dibawa hingga sepanjang hayat peduli dengan urusan luas yang ada di masyarakatnya. Ini bisa membentuk karakter dan kapasitas mumpuni.
Termasuk kepada beberapa mahasiswa yang saya beri beasiswa agar bisa mengoreksi artikel saya jika ada salah ketik, misalnya. Agar peduli, tahu salah benar dan tanggung jawab. Terpenting agar punya ” mental peduli “, ini karakter.
Merek perorangan terbentuk dengan cepat karena mau menjaga karakter dan kapasitas mumpuni. Jika hidup sudah punya merek perorangan maka hidup makin mudah berprestasi. Apalagi jika berprofesi sebagai pebisnis akan mudah melejitnya.
Contoh konkret, hidup bermakna karena merek perorangan yang terjaga ;
Karena sudah punya merek perorangan. Seorang sahabat tidak pusing harus serba beli kontan barang dagangan di 5 toko pertaniannya. Konsinyasi. Sehingga dapat laba dari barang dagangan orang lain yang dipercayakan kepadanya.
Berkat merek perorangan yang dibangunnya. Punya riwayat panjang semua proyek propertinya laku keras. Dibayar sebelum konstruksi jadi. Bahkan suppliernya juga ikut mendanai. Otomatis bisnis propertinya lancar dan bendera nama baiknya makin berkibar.
Karena setiap cetak kebun selalu konsisten dengan komitmennya. Pasti benih asli inovasi dari Pusat Penelitian. Perlakuannya sesuai SOP inovatif. Praktis banyak yang pesan kebun karena ” merek perorangannya ” agar punya passive income jangka panjang.
Petani sawit, karena sudah punya merek perorangan bahwa hasil kebunnya selalu rendemen CPO tertinggi. Tidak sulit memasarkan. Justru jadi rebutan pabrik sawit (PKS) lomba berani harga mahal dan membayar duluan sebelum TBS diantar.
Salam Inovasi 🇮🇩
Wayan Supadno
Pak Tani
HP 081586580630