Wayan Supadno
Di Indonesia premanisme terlalu marak atau terlihat dominan di berbagai aspek kehidupan masyarakat Indonesia.
Ini bukan berarti secara harfiah semua orang adalah preman, tetapi menggambarkan kondisi di mana kekerasan dan pemaksaan.
Hukum rimba sering lebih kuat daripada hukum resmi atau keadilan yang seharusnya ditegakkan.
Artinya secara umum:
Banyak orang atau kelompok yang bertindak sewenang-wenang melanggar UU, peraturan, adat, budaya dan etika.
Hukum sering tidak ditegakkan dengan adil, sehingga orang yang kuat (secara fisik, kuasa, atau uang) yang menang.
Premanisme merambah ke berbagai bidang: ekonomi, politik, birokrasi, bahkan pendidikan.
Kerugiannya bagi Indonesia:
1). Rusaknya Rasa Aman.
Masyarakat merasa takut beraktivitas karena takut diintimidasi atau dipalak.
2). Merosotnya Wibawa Hukum.
Hukum jadi tidak dihormati, karena masyarakat merasa hukum tidak mampu melindungi.
3). Gangguan Investasi dan Ekonomi.
Investor dan pelaku usaha enggan berinvestasi kalau keamanan dan kepastian hukum lemah.
4). Hilangnya kepercayaan pada pemerintah.
Rakyat merasa bahwa negara tidak hadir atau tidak adil. Hanya omon – omon. Non tindakan tegas.
Contoh kerugian ekosistem ;
Mr X
Mau investasi di daerah tertentu skala besar. Akan menampung hasil bumi diproses dengan inovatif lalu diekspor cipta devisa.
Akan butuh bahan baku hasil dari 10.000 hektar, setara milik 30.000 keluarga petani, merekrut karyawan ribuan untuk sopir dan proses.
Karena melibatkan dana besar triliunan maka sebagian memakai dana parkir di bank wujud tabungan dan deposito agar produktif lagi.
Pajak juga akan membayar jumlah ratusan miliar/tahun. Baik PBB, BPKB, PPN, PPh dan lainnya akan jadi APBN/APBD.
Karena diprediksi akan sejahtera ribuan keluarga. Maka tumbuh bisnis pendukung misal kos – kosan, leasing kendaraan, warung, toko, properti dan lainnya.
Ternyata ” gagal total “. Tidak terjadi investasi. Tanpa ada uang masuk bagi masyarakat luas dan negara. Tiada kemajuan di daerah tersebut, masih banyak kemiskinan karena banyak pengangguran.
Gagal investasi, ini terjadi karena banyak ” preman berseragam abdi negara dan preman keliaran “. Tanpa etika. Tanpa terkendali. Memalukan, karena sudah populer mendunia.
Sesungguhnya semua tahu ini sangat merugikan semua pihak. Membuat makin terampil jadi preman. Tapi ini akan berubah jika para pemimpin negara memberantasnya.
Salam 🇮🇩
Wayan Supadno
Pak Tani
HP 081586580630