Prajogo Pangestu, mantan sopir angkot dari Kalbar. Yang saat ini jadi orang terkaya di Indonesia dengan kekayaan Rp 614 triliun. Beberapa hari lalu oleh Majalah Tempo diberitakan dapat kredit investasi dari Bank BNI Rp 2,4 triliun. Tentu ini akan mendongkrak pertumbuhan ekonomi Indonesia.
Karena kalau 2045 diharapkan Indonesia bisa jadi negara maju maka harus bisa konsisten perekonomian tumbuh minimal 8%/tahun, sama artinya harus ada investasi minimal Rp 9 triliun/tahun. Karena ICOR ( Incremental Capital Output Ratio) belum efisien betul, masih tinggi 4 – 6.
Investasi memiliki berbagai implikasi yang berdampak pada ekonomi, sosial, dan lingkungan. Itulah alasan mendasar semua kepala negara berlomba merebut pengusaha agar mau investasi di negaranya. Juga berjuang keras agar kampusnya melahirkan pengusaha sebanyak mungkin, agar jadi investor di negaranya.
Berikut adalah beberapa implikasi utama:
1). Implikasi Ekonomi
Pertumbuhan Ekonomi: Investasi meningkatkan produksi dan pendapatan nasional. Ketika investasi tumbuh, ekonomi cenderung berkembang. Pada contoh Prajogo Pangestu, dana bank Rp 2,4 triliun akan dapat laba minimal 20%/tahun setara dengan Rp 480 miliar/tahun.
Penciptaan Lapangan Kerja: Investasi menciptakan pekerjaan baru, terutama dalam sektor-sektor padat karya. Pada contoh Prajogo Pangestu di atas akan bisa cipta lapangan kerja antara 2.000 an orang pengangguran jadi produktif, dari dana BNI Rp 2,4 triliun tersebut.
Peningkatan Pendapatan dan Daya Beli: Dengan lapangan kerja yang meningkat, pendapatan masyarakat naik, sehingga mendorong konsumsi dan perekonomian. Otomatis Prajogo Pangestu akan menggaji 2000 an orang jika indeks Rp 7 juta, setara Rp 14 miliar/bulan.
Peningkatan Infrastruktur: Investasi dalam infrastruktur mendukung aktivitas ekonomi lainnya, seperti transportasi, perdagangan, dan distribusi. Contoh dari dana BNI Rp 2,4 triliun yang dipakai Prajogo Pangestu akan sebagian membangun jalan dan lainnya, dinikmati masyarakat.
Transfer Teknologi: Investasi asing membawa teknologi baru yang dapat meningkatkan produktivitas dan inovasi. Otomatis membutuhkan sarana canggih, lalu sebagian dana dibuat impor alat canggih dan dioperasionalkan oleh masyarakat, alih teknologi.
2). Implikasi Sosial
Peningkatan Kesejahteraan: Dengan pendapatan yang lebih tinggi, masyarakat memiliki akses lebih baik ke pendidikan, kesehatan, dan kebutuhan dasar lainnya. Dampaknya karena Prajogo Pangestu investasi Rp 2,4 triliun, bisnis properti dan leasing kendaraan laku untuk karyawannya. Jadilah sejahtera masyarakatnya.
Perubahan Sosial: Investasi dapat mengubah struktur sosial, misalnya, urbanisasi akibat proyek investasi di kota besar. Mau tidak mau, pola hidup masyarakat akan seperti semut. Ada gula ada semut berdatangan, ada investasi banyak yang melamar kerja.
3). Implikasi Politik dan Hukum
Stabilitas Politik: Investasi yang tinggi sering kali membutuhkan stabilitas politik untuk keberlanjutan. Sebaliknya, kurangnya stabilitas politik dapat menghambat investasi. Karena Prajogo Pangestu investasi merekrut banyak pengangguran dan membayar pajak, maka tidak banyak demo minta lapangan kerja. Politik makin stabil.
Perubahan Regulasi: Pemerintah sering menyesuaikan regulasi, seperti pajak atau perizinan, untuk menarik lebih banyak investasi. Praktis, karena dana parkir di BNI diaktifkan produktif jadi produk terpasarkan. Maka bayar pajak PPN, PPh, PBB dan lainnya. APBN makin besar.
Kesimpulan
Investasi adalah pendorong utama pertumbuhan ekonomi, tetapi dampaknya bergantung pada perencanaan dan implementasinya. Agar investasi memberikan hasil optimal, penting untuk mengelola dampaknya secara holistik, mencakup aspek ekonomi, sosial, dan lingkungan.
Sehingga sangat penting Perguruan Tinggi berjuang keras agar melahirkan banyak investor/pengusaha seperti di negara maju, bukan hanya melahirkan para pencari kerja saja. Pemerintah membangun iklim usahanya agar pengusaha bisa tumbuh dinamis kompetitif.
Salam Mandiri 🇮🇩
Wayan Supadno
Praktisi Agroinovatif
HP 081586580630