Investasi adalah menanamkan modal jumlah tertentu untuk menghasilkan keuntungan dan manfaat jangka panjang. Investasi bisa dilakukan oleh pemerintah, pengusaha dan perorangan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi, kemajuan sosial, perbaikan lingkungan, transformasi inovasi dan lainnya.
Agar dapat ilmu hikmah pembelajaran bagi kawula muda utamanya, agar pada punya ” motivasi tinggi ” jadi pengusaha sebagai investor. Karena inilah proses konkret pengusaha (investor) sebagai lokomotif pembangunan sebuah bangsa agar maju. Peran pengusaha sangat penting. Berikut contoh proses investasi dan implikasinya.
1). Investasi Hotel di Banyuwangi.
Seorang pengusaha investasi hotel bintang 3, jumlah kamar 150 unit lengkap dengan segala fasilitasnya. Menghabiskan anggaran Rp 235 miliar indeks Rp 1,5 miliar/kamar plus modal kerja Rp 10 miliar agar running well. Karena dana pribadinya tidak cukup lalu dipercaya perbankan 70% dari total anggaran, setara Rp 165 miliar, sisanya Rp 70 miliar dana pribadinya.
Salah satu implikasinya menyerap pengangguran, berubah dari numpang biaya hidup ke pihak lain jadi mandiri 300 an keluarga. Memberdayakan masyarakat sebagai rekanan kerja misal supplier kebutuhan pangan tamunya, butuh rekanan usaha di bidang transportasi pelayanan menjemput dari Bandara dan keliling ke beragam destinasi wisata.
Pengusaha pemilik hotel tersebut juga menimbulkan cashflow. Omzet minimal Rp 70 miliar/tahun. Pajak untuk APBN/APBD. Gajian karyawan Rp 1,5 miliar/bulan. Membayar tagihan supplier bahan baku pangan tamunya dan lainnya. Angsuran ke bank, agar bank bisa gajian ke karyawan, juga sekaligus membayar bunga yang deposito.
Karena tiap ada tamu hotel, pangan yang disajikan hasil pertanian dari petani sekitar, otomatis jadi kepastian pasar produk hasil bumi daerah tersebut. Karena ada 300 karyawan dan 200 an karyawan non langsung. Mereka punya pendapatan rutin otomatis pada leasing kendaraan dan KPR rumah, tukang maupun toko bangunan juga dapat penghasilan.
2). Investasi Sawit Sapi.
Seorang pengusaha melihat ribuan hektar lahan tidur terlantar puluhan tahun bekas pembalakan liar. Sebagian sudah ditanam sawit oleh masyarakat, tapi sayangnya pabrik kelapa sawit jauh dari lokasi tersebut otomatis ongkos kirim terlalu mahal, laba petani sedikit. Lalu seorang pengusaha membentuk tim kajian fisibilitasnya untuk investasi dari pada lahan non produktif.
Lalu pengusaha tersebut investasi kebun sawit 3.000 hektar Rp 400 miliar, pabrik kelapa sawit (PKS) kapasitas 60 ton/jam Rp 200 miliar dan limbahnya agar nol juga investasi sapi 2.000 ekor Rp 70 miliar. Total anggaran investasi termasuk modal kerja butuh Rp 700 an miliar. Tentu melibatkan dana bank lebih 70% nya setara Rp 500 miliar. Agar tidak parkir Rp 8.600 triliun seperti saat ini.
Implikasinya, menyerap pengangguran jadi pekerjanya minimal 700 keluarga anggaran gajian tiap bulan Rp 5 miliar. Petani juga bahagia karena ada kepastian pasar dekat kebunnya minimal butuh mitra 9.000 hektar agar sebanding kapasitas 60 ton TBS/jam setara hasil panen dari 12.000 hektar. Pengusaha Investor jadi Inti dan Petani jadi plasma supplier bahan bakunya.
Sekejap tidak sampai 4 tahun hutang ke bank lunas. Bank dapat laba dapat menggaji karyawan sekaligus membayar bunga deposito. Selama 4 tahun ekonomi di daerah investasi tersebut tumbuh dinamis. Ada tempat suci dan sekolah dibangun dari sebagian laba milik pengusaha investor tersebut. Karena sawit mitra 9.000 hektar milik 1.000 an keluarga, praktis pada makmur karena puluhan juta income/KK/bulannya.
Ilmu hikmahnya, terbukti nyata bahwa peran pengusaha sebagai lokomotif perekonomian masyarakat. Kontributor pembayar pajak jumlah besar rutin jangka panjang untuk APBN/APBD bekal membangun bangsa. Reduktor pengangguran agar produktif mendongkrak daya beli. Alih teknologi inovasi dan skill masyarakatnya. Jika banyak investor Putra Bangsa Indonesia praktis PDB/kapita tinggi.
Salam Inovasi 🇮🇩
Wayan Supadno
Praktisi Agribisnis
HP 081586580630