Wayan Supadno
Artikel ini cuma hiburan semata. Fiksi. Seandainya ada kesamaan kisah dan proses dengan apa yang sudah maupun akan terjadi. Hanya kebetulan belaka. Tidak perlu dikait – kaitkan. Sekali lagi, hanya bahan jenaka belaka. Maklum cuma karya halusinasi seorang Pak Tani. Tiada arti.
1). Gerakan Sunyi Senyap.
Sekelompok pebisnis bukan sekedar kelas kakap, tapi konglomerat kelas dunia. Perputaran bisnisnya berpengaruh besar terhadap komoditas dan beberapa produk turunan pada geopolitik sebuah kawasan belahan dunia. Cashflownya ratusan triliun/tahun nya.
Tumbuh kembang valuasi bisnisnya sangat dipengaruhi oleh kebijakan pemerintah di banyak negara. Karena mereka jadi investor kaliber triliunan dengan ribuan tenaga kerja diberdayakan di banyak negara. Begitu juga laba atau ruginya, bahkan usahanya akan bangkrut atau tidaknya.
Sehingga mutlak harus mesra dengan pembuat UU di banyak negara. Harus juga bisa berpelukan dengan pembuat kebijakan peraturan pemerintah. Tapi di matanya, tiada kewarganegaraan yang abadi. Karena semua kepala negara menawari agar jadi warga negaranya. Persis ajaran Adam Smith.
Konkretnya, karena mau serius hilirisasi sawit dan tambang mineral di dalam negeri. Padahal selama ini ratusan triliun kapital terbang dari Indonesia karena mereka. Karena sudah investasi pabrik raksasa investasinya puluhan triliun belum kembali modal. Jika distop ekspor bahan mentah bisa fatal.
Padahal pabrik – pabrik raksasa di beberapa negara tempat memasarkan produk turunannya, bahan bakunya semua dari Indonesia. Jika distop bisa bangkrut fatal. Akan merasa dipermalukan di mata dunia dan jadi bahan kerlingan mata senyuman pahit para kompetitornya.
Rencana pemerintah Indonesia ini harus dibuat halang rintang. Titik. Cukup dimodali dengan ” uang recehan ” laba usaha seminggu saja. Sudah ramai karena miliaran nilai kapitalnya. Bisa buat ” gajian kontrak ” kepada tukang nyanyi pahit di televisi dengan bahasa pedas jauh dari etika ketimurannya.
Sebagian lagi buat anggaran nasi bungkus dan amplop ribuan orang yang terkendali oleh uang. Beres. Tanpa pakai bumbu lama esok lusa ramai sudah di jalanan, teriak – teriak mengatas namakan rakyat, akademisi dan lainnya. Agar terkesan paling idealis dan benar saja. Agar rapi kemasannya.
Makin cantik lagi permainan ini, karena ikut serta ” pihak asing ” tempat pabrik berdiri tersebut karena akan rugi besar jangka panjang. Jika tanpa pasokan bahan baku pabrik yang selama ini besar – besaran juga memperkerjakan ribuan tenaga kerja. Jika terjadi betul. Alamat akan ada PHK massal di negaranya.
2). Kerlingan Mata Adu Domba.
Bagi masyarakat awam yang suka sekali diadu domba. Spontan reaktif panas dada membara. Tanpa kajian dan telaah. Pihak oknum wartawan yang tanpa jeli atau sudah dijejali ikutan membuat narasi berita agar makin laris manis dibaca banyak orang. TikTok juga spontan dishare sebanyak mungkin. Agar puas.
Jika semua simulasi tersebut berjalan sesuai rencana. Mereka tinggal tunggu dampaknya, bisa negosiasi atau tidak terhadap kebijakan yang mau dibuat ? Bisa batal atau parsial saja yang boleh diekspor bahan mentahnya ? Bisa atau tidak jutaan lahan yang non IUP, HGU dan pajak tapi sudah jadi sawit, tambang dan HTI dinegosiasi ulang?
Ilmu hikmahnya. Kita sudah cukup lama dijajah oleh negara lain ratusan tahun oleh negara sangat kecil Belanda dan Jepang. Duuuh, miris kalau diingat. Modal mereka cuma ” Adu Domba ” masyarakat kita. Kelemahan kita cuma ” mudah ” diadu domba. Mudah juga jadi penjilat asing karena recehan saja.
Salam Setia 🇮🇩
Wayan Supadno
Pak Tani
HP 081586580630