Kawula Muda…
Estimasi cashflow sangat penting bagi praktisi, karena bagian dari pilar – pilar inti kajian pada pra investasi. Ibaratnya APBN/APBD jika itu pemerintahan. Dana masuk berapa, dari mana dan kapan, yang diimbangi dana keluar berapa dan kapan saja. Hitungannya clear clean sebelum melakukan praktik lapangan.
Bisa jadi bahan pijakan berpikir perbandingan antar komoditas lahan yang sama dan mengukur kapasitas keuangan kita. Karena banyak orang gagal, tidak lanjut lagi bisnis, dampak tanpa kajian estimasi cashflow pada pra investasi.
Nah inilah perlu dibongkar, berapa riil nilainya karena bersifat mutlak guna mencegah dan meminimalkan resiko sekaligus memacu percepatan majunya usaha yang bermanfaat bagi masyarakat luas. Karena hakikat usaha atau bisnis harus memenuhi 2 azas, menambah laba buat operasional dan menambah manfaat bagi kehidupan. Di antaranya ;
- Investasi.
- HPP.
- Laba.
- Omzet.
- Kapan ROI nya.
Konkret estimasi cashflow. Banyak usaha saya yang berbasiskan kajian estimasi cashflow pada pra investasi. Kali ini saya bahas Gama Umami Hijauan Pakan Ternak Inovasi UGM Yogyakarta.
Investasi traktor mekanisasi lahan, bibit, tanam dan pupuk maksimal Rp 35 juta/ha/tahun. Hasilnya dapat 700 ton. Maka HPP Rp 35 juta/ha/tahun : 700 ton = Rp 50/kg.
Karena kadar protein kasar (PK) nya tinggi di atas 14% (SNI) maka indeks biaya produksi per kg PK sangat rendah. Beda jauh dibandingkan rumput gajah biasa hanya PK 4% itu pun hanya 150-an ton/ha/tahun.
Tentu sangat berpengaruh pada ” Daya Saing Usaha ” kita. Utamanya peternakan sapi. Karena variable cost pada peternakan sapi 65% – 70% berasal dari pakan. Jika pakannya murah dan bermutu tinggi maka HPP (harga pokok produksi) nya rendah, punya daya saing tinggi.
Itulah upaya konkret membangun kapital produktif kita dengan cara Hilirisasi Inovasi. Guna membangun daya saing usaha, jika kolektif akan jadi Daya Saing Bangsa Indonesia, milik kita ini.
Salam 🇮🇩
Wayan Supadno
Pak Tani
HP 081586580630