Wed. Jun 25th, 2025

Maksud dari judul di atas bahwa sebuah fase periode banyak pekerjaan hilang akibat berbagai faktor. Misal karena pandemi global, perang, perubahan ekonomi, disrupsi teknologi, otomatisasi dan lainnya.

Dalam era ini sedang terjadi ” saat ini “. Saat banyak pekerja kehilangan mata pencaharian karena industri dan model bisnis tradisional berubah tergantikan oleh teknologi inovasi terbaru.

Ini berimplikasi pada terciptanya pengangguran massal di mana – mana. Di seluruh dunia. Bukan di Indonesia saja. Ini sedang terjadi pada banyak industri, utamanya yang padat karya dengan pekerjaan teknis rutinitas saja.

Kalkulasi logisnya, buat apa muat sawit 200 ton memakai 40 orang habis Rp 5 juta/hari indeks Rp 25.000/ton. Mesin Loader dengan 1 operator hanya habis Rp 1,4 juta sama beban 200 ton/hari. Indeks Rp 7.000/ton. Lalu bisa hemat Rp 1 miliar lebih/tahun.

Drone dengan 2 orang operator bisa menggantikan 30 orang dalam berbagai manfaatnya. Akan menghemat Rp 360 juta/tahun. Penghematan tersebut bisa dipakai meningkatkan laba lalu untuk ekspansi. Juga hasilnya lebih presisi.

Contoh “Era Runtuhnya Lapangan Kerja” di Sektor Agro :

1). Mekanisasi Pertanian

Mesin-mesin modern menggantikan tenaga kerja manusia dan hewan. Traktor, drone penyemprot pestisida, dan alat pemanen otomatis mengurangi kebutuhan buruh tani.

Contoh: Dahulu, puluhan pekerja diperlukan untuk memanen padi secara manual, tetapi sekarang kombinasi harvester bisa menggantikan mereka dalam waktu singkat.

2). Penggunaan AI dan Robotik di Pertanian

Robot pertanian dan kecerdasan buatan kini bisa melakukan tugas seperti pemantauan tanaman, penyemprotan, hingga pemetikan buah tanpa campur tangan manusia.

Contoh: Robot pemetik stroberi dan AI yang menganalisis kesuburan tanah menggantikan peran petani tradisional.

3). Revolusi Bioteknologi dan Benih Rekayasa Genetik (GMO)

Tanaman hasil rekayasa genetika lebih tahan hama dan penyakit, sehingga mengurangi kebutuhan tenaga kerja untuk penyemprotan pestisida atau pemeliharaan ekstra.

Contoh: Tanaman tahan hama seperti jagung Bt mengurangi pekerjaan buruh tani yang biasanya mengurus penyemprotan insektisida.

4). Agribisnis Digital dan E-commerce

Petani yang dulu menjual hasil panen secara langsung kini banyak yang beralih ke platform digital, mengurangi peran tengkulak dan pekerja di pasar tradisional.

Contoh: Petani kini bisa menjual hasil panen langsung ke konsumen lewat e-commerce seperti TaniHub atau Sayurbox, mengurangi lapangan kerja di pasar konvensional.

5). Hidroponik dan Pertanian Vertikal

Pertanian konvensional membutuhkan banyak tenaga kerja untuk menanam dan merawat tanaman di lahan luas. Hidroponik dan pertanian vertikal di kota mengurangi kebutuhan pekerja di sektor pertanian skala besar.

Contoh: Sebuah pertanian vertikal otomatis di kota bisa memproduksi sayuran dengan lebih sedikit pekerja dibanding pertanian tradisional di desa.

Kesimpulan dan Solusinya ;

Benar petuah bijak di banyak buku. Bahwa bagi pelaku bisnis, tinggal pilih berinovasi atau mati bisnisnya. Maka solusinya bagi anak muda, ” jangan mau kalah dengan mesin atau robot “. Harus bisa memanfaatkan dengan jiwa entrepreneurship.

Meskipun teknologi menggantikan banyak pekerjaan di sektor agro, ada peluang baru di bidang agritech, seperti pengelolaan sistem pertanian berbasis inovasi di hulu dan hilir. Harus beradaptasi agar tetap relevan. Agar makin produktif. Itulah ilmu hikmahnya.

Salam Inovasi šŸ‡®šŸ‡©
Wayan Supadno
Pak Tani
HP 081586580630

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *