Tue. Sep 17th, 2024

Wayan Supadno

Kawula muda, berikut ini saya berkisah bagaimana pengalaman saya dalam proses regenerasi profesi. Tentu sesuai profesi saya sebagai petani, peternak dan agribisnis yang kesemuanya bernuansa inovasi. Agar mereka anak – anak bahagia meneruskan usaha yang telah kami rintis bersama keluarga. Agar tetap bermanfaat.

Prinsipnya, kami sebagai orang tua memberi kemerdekaan kepada anak – anak, mau berprofesi apapun asal membuatnya bahagia, cukup dan bermanfaat bagi masyarakat. Silahkan saja. Namun demikian sering saya katakan bahwa usaha agro inovatif sangat menyenangkan dan buktinya cukup.

Menggiring suka belajar.

Dulu saat anak – anak masih kecil, tiap kali liburan malam minggu jalan – jalan ke mall, misalnya. Sengaja saya pertontonkan kebiasaan suka membeli banyak buku. Saat membaca selalu cipta kondisi agar mereka tahu dan melihatnya. Agar tahu bahwa orang tuanya suka belajar dan belajar. Predikat manusia harus jadi pembelajar, hal sangat penting.

Alhasil, mereka pada ketularan. Sama suka belajar dan itu tanggung jawab perorangan bukan tanggung jawab keluarga. Membekali diri dengan ilmu dan keterampilan adalah hak dan kewajiban perorangan. Sehingga saya sebagai ayah, tiada pernah sibuk menyuruh mereka belajar, misal tiap malam hari habis maghrib.

Kebiasaan saya suka melakukan riset (penelitian), percobaan yang berbeda – beda untuk menemukan hasil yang terbaik. Sengaja saya lakukan di hadapannya, di depan kelopak mata anak – anak. Misal membuat formula Hormax, Organox dan Bio Extrim. Mereka tahu persis saya berulang kali gagal puluhan botol/jerigen formula.

Alhasil, mereka terbangun kesadaran belajar tanpa harus dikejar – kejar orang tuanya. Hingga pada lulus pascasarjana S2. Walaupun saya selaku komandan keluarga, berulang kali berpesan bahwa tiada alasan tidak kuliah hingga pascasarjana minimal S2. Jika sudah lulus pascasarjana S2, akan dapat kebun sawit dikelola sendiri.

Menentukan pilihan.

Walaupun sebagai orang tua memberikan kemerdekaan memilih profesi. Sering kali, kalau kami pergi naik mobil satu keluarga lengkap. Di dalam mobil, selalu saya beri pandangan hal entrepreneurship. Prospektif indahnya masa depan usaha di bidang pangan agro inovatif. Tiada akhir dan tiada cukupnya. Tiada praktisi pangan, tiada kehidupan.

Memberi pandangan sejak dini. Bedanya antara owner dan manager. Pentingnya mental bernyali berani mengawali bisnis, jiwa petarung dan pantang menyerah. Bahkan dulu sering saya ajak berkunjung ke usaha modern bidang perkebunan, peternakan dan lainnya. Agar jadi asupan inspirasi dan literasi mereka. Ini sangat penting, karena dunia nyata.

Melatih agar habitualis, membangunkan refleks kebiasaan. Tiap liburan semester semua saya wajibkan harus pernah nginap di kebun. Harus ikut berproses di kebun walaupun hanya menanam bibit beberapa pohon saja. Agar bisa merasakan dan ketagihan, lalu saatnya nanti ada kerinduan untuk melihatnya lagi proses tumbuh kembangnya. Kaji ulang kinerjanya.

Prinsip – prinsip regenerasi.

Dalam sebuah buku diutarakan calon pebisnis, telah nampak sejak dini masih anak – anak dari kuatnya peran kecerdasan emosionalnya. Konkretnya, suka improvisasi mencari solusi sendiri menghindari merengek nangis minta bantuan. Jika ada mainannya jatuh di bawah tempat tidur, mencari gala pengait. Bukan menangis.

Perbedaan antara pada fase kuliah dengan kehidupan nyata. Pada fase kuliah ” harus rajin belajar ” agar punya ilmu pengetahuan lalu lulus ujian, kalau bisa cumlaude, cepat kelar nilai A semua. Kalau di fase kehidupan, ” harus banyak melakukan ” jika gagal maupun berhasil, agar dapat ilmu hikmah sebagai bekal melangkah lebih sempurna lagi. Pemahaman ini penting.

Proses regenerasi pebisnis agro inovatif hal mutlak sangat pentingnya, itu menurut saya pribadi. Apalagi buat anak sendiri. Karena jika mampu melahirkan atau mereplikasikan diri. Andaikan berhasil 50.000 orang saja, sekaliber saya. Maka akan setara dengan cipta lapangan kerja 8 juta orang. Tiada lagi pengangguran.

Itulah sebabnya selama ini saya suka berbagi pengalaman lapangan cara saya jadi pebisnis agro inovatif. Dari Titik Nol. Hingga pola saya saat ini. Agar di negeri ini semua produktif, sehingga pendapatan per kapita dan daya belinya naik tajam. Tiada mungkin bangsa lain mau membangun bangsa kita, sehingga kitalah yang harus membangun bangsa kita sendiri.

Dalam sebuah buku diajarkan, apapun profesinya. Kerangka bingkai menuju sukses harus memelihara 3 hal utama, ilmu pengetahuan (filsafat), etika (susila) dan tindakan (terapan). Tanpa ketiganya paralel dijalankan dan ditumbuh kembangkan dengan kesungguhan yang fokus konsisten. Maka hanya akan jadi mimpi belaka. Tiada arti.

” Tuhan tiada kan mengubah nasib suatu kaum (bangsa), jika kaum tersebut tidak berusaha mengubahnya sendiri “.

Salam Inovasi 🇮🇩
Wayan Supadno
Pak Tani
HP 081586580630

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *