Sejujurnya, saya geli saja membaca berita hasil analisis kajian. Penyebab gagalnya para pengusaha pemula ( start up ) jumlahnya 2.346 orang, yang 99% gagal. Disimpulkan karena kekurangan atau kehabisan modal. Semua pemula memang serba kurang.
Saya cukup banyak telah membaca buku kisah para insan sukses. Begitu juga cukup banyak telah memperhatikan para pengusaha sukses yang saya kenal. Semua pernah mengalami kesulitan modal.
Begitu juga saya pribadi. Mengawali usaha sejak tahun 1995 dengan modal utang Primkopad Rp 100.000. Setelah 6 bulan tertipu, bangkrut jadi minus di atas Rp 100 juta. Tentu ini sangat sulit. Tapi setelah 5,5 tahun bisa deposito Rp 6,7 miliar.
Artinya proses mengalami kesulitan modal memang wajib dilalui oleh siapa saja yang memulai usaha. Itu bagian dari manajemen cashflow. Berapapun banyaknya modal diberikan jika gagal mengelola arus kas maka gagal juga usahanya. Banyak penerima harta warisan gagal, itu buktinya.
Sebaliknya, banyak kisah orang sukses mengawali usaha dengan modal dengkul. Tanpa modal tapi bisa punya arus kas sehat, omzet dan laba besar. Nilai kapital barang dagangannya besar dan transaksinya besar, tapi bukan miliknya. Milik orang lain. Berkat dipercaya.
Empiris pribadi. Tahun 1995 selain dinas militer. Mengawali usaha di luar jam dinas. Utang Primkopad Rindam l/BB Pematang Siantar Sumut Rp 700.000, untuk amplop dokter anak lahir Rp 200.000, beli vespa kongo 1964 Rp 400.000 dan modal usaha Rp 100.000.
Pada 6 bulan pertama bangkrut minus di atas Rp 100 juta karena ditipu pelanggan. Jual beli benih kacang – kacangan PJ penutup lahan sawit belum menghasilkan. Tapi diambil ilmu hikmahnya, melangkah lagi. Tidak kapok.
Justru makin tahu, dapat ilmu, pentingnya hati – hati memilih mitra usaha. Usaha berkembang bidang jual beli karung bekas, cangkang sawit, kayu teh pasca land clearing mau peremajaan, pinang, batu kapur gamping CaO kadar 85%, ikan mas dan lainnya.
Semua memakai dana atau aset milik orang lain dengan cara membangun kepercayaan. Ada yang dibayar duluan sebelum barang dikirim. Ada pula barang belakangan saat saya membeli dijual lagi, dibayar jika barang telah laku terjual lunas.
Itulah proses pembelajaran sesungguhnya di lapangan. Luar biasa manfaatnya. Minimal bagaimana cara meyakinkan orang lain agar percaya dan makin percaya, agar ketergantungan minta kerja sama terus.
Mitra usaha harus dibuat senyaman mungkin, seaman mungkin dan labanya sehat adanya. Laba sedikit per transaksi tidak apa – apa asal sehat fast moving. Agar omzet dan laba kumulatifnya besar. Hanya karena bisa ” dipercaya ” maka bisa punya usaha banyak.
Sekalipun semuanya milik orang lain. Agar sebanyak mungkin nilai kapitalnya. Karena saya sadar modal dengkul. Caranya yaitu cari, temukan dan penuhi apa maunya mitra usaha. Cari, temukan dan hindari apa saja yang paling tidak disukai oleh mitra usaha.
Salam 🇲🇨
Wayan Supadno
Pak Tani
Hp 081586580630
