Degradasi kuantitas lahan pangan. Tanpa sadar jumlah penduduk Indonesia per Mei 2024 sudah sebanyak 279,5 juta jiwa. Konsekuensi logisnya negara harus bisa menyiapkan beras bermutu, terjangkau harganya dan mudah diakses sebanyak 279,5 juta x 117 kg/kapita = 32,7 juta
Padahal ini belum cadangan stok Bulog sebagai antisipasi segala kemungkinan rasionya minimal 5% dari total kebutuhan nasional. Setara dengan 32,7 juta ton x 5% = 1,63 juta ton. Total 34,33 juta ton beras, kebutuhan tahun 2024 ini.
Jika komitmennya harus swasembada agar tidak impor beras. Agar hemat devisa dan jadi lapangan kerja masyarakat devisa. Maka tahun 2024 harus bisa menanam padi seluas 34,33 juta ton : 2,56 ton beras indeks/ha = 13,41 juta hektar.
Padahal luas sawah kita terus menyusut makin sempit (degradasi) hingga tinggal 7,1 juta ha (Sensus Pertanian 2023). Berarti semua sawah harus bisa IP 200 atau bisa menanam 2 kali setara 14,2 juta hektar. Ini mustahil.
Jika dipaksakan pasti akan mengorbankan luas tanam jagung, kedelai, palawija dan hortikultura sayur mayur misal cabai, semangka, melon maupun lainnya. Dampaknya impor cabai dari Singapura makin besar lagi. Makin defisit.
Data di atas adalah empiris selama ini. Jika diterapkan ekonometrika, kebutuhan lahan pangan makin luas. Seiring makin banyak jumlah penduduk yang diperkirakan minimal 300 juta jiwa pada tahun 2030 dan lahan makin sempit.
Pilihan solusinya cetak sawah 5 juta hektar secepatnya atau revitalisasi bendungan beserta irigasi teknis atau makin tergantung dengan produk impor yang makin melemahkan masyarakat pertanian, hilang kesempatan kerjanya.
Degradasi kualitas lahan pangan. Tanpa sadar ternyata produktivitas padi Indonesia jalan di tempat 5,2 ton GKP/ha. Disalip oleh Vietnam mantan mahasiswa kita dulu. Mereka bisa 5,9 ton GKP/ha. Selain itu Vietnam bisa jual beras jauh lebih murah dari kita.
Data di atas hanya dampak saja. Salah satu sebabnya karena harga pokok produksi (HPP) beras di Vietnam jauh di bawah Indonesia. HPP kita mahal karena salah satu sebabnya degradasi kualitas lahan pangan kita. Infrastruktur sentra produksi padi Vietnam lebih baik.
Indikatornya pH lahan kita mengalami penurunan secara signifikan. Yang dulunya mendekati 7, saat ini banyak yang di bawah 6. Ini jadi sebab pemborosan petani. Saat pH rendah (masam) dipaksa pupuk NPK hanya jadi sebab boros ekstrim saja.
Karena hara NPK tidak terkonsumsi oleh tanaman. Masih terikat unsur Fe, Al dan Mn. Solusinya harus dinetralkan pH nya terlebih dulu dengan dolomit kapur pertanian atau kieserite. Baru ditabur NPK. Sehingga _cost_ and _benefit,_ bisa efektif dan efisien.
Indikator lainnya, kadar C Organik dulu tahun 1970 an di atas 2,5%, saat ini hanya di bawah 2%, padahal ideal lahan subur kadar C Organik 4%. Padahal C Organik adalah nyawanya tanah, media biak mikroba dan indikator utama kesuburan lahan.
Ini akibat pemakaian pupuk kimia berlebihan jangka panjang ” tanpa logika “, hanya emosi saja. Tanpa berimbang organik, hayati dan kimia seperlunya. Dampak lanjutannya indeks kebutuhan pupuk kimia dari tahun ke tahun naik tajam, produktivitasnya jalan di tempat.
Solusinya, gerakan massal nasional menerapkan teknologi remediasi. Mengembalikan kesehatan dan kesuburan lahan. Seperti yang saya lakukan selama ini. Skala negara telah dilakukan oleh RRC, Dubai, Israel dan Ethiopia.
Pengalaman saya pribadi menerapkan Inovasi Remediasi. Mengubah lahan tandus jadi sawah subur hasil padi dari 3,5 ton GKP/ha jadi 7,8 ton GKP/ha. Lahan tandus jadi kebun sawit super, rumput Gama Umami pakan sapi, jeruk madu chokun dan alpukat.
Caranya. Sawah dihampar feses urine sapi 10 sd 20 ton/ha, ditraktor agar homogen. Tabur dolomit 200 kg. Semprot Bio Extrim 20 liter dan Hormax 5 liter. Setelah 2 minggu baru ditanam, 3 bulan lagi banyak cacing dan belut berbiak. Naik tajam produksi padinya. Selama 3 tahun.
Jika tanaman perkebunan sawit, alpukat dan lainnya. Habis ditanam. Pangkalnya ditimbun pupuk kandang 30 kg, disiram Bio Extrim dan Hormax seperlunya agar berbiak. Timbun tanah sehat. Jadi deposit jangka panjang. Pupuk NPK seperlunya saja, pasca tabur dolomit agar pH netral.
Maka tanaman akan joss gandos. Produksi tinggi, HPP rendah sangat kompetitif jangka panjang. Tanah super tandus jadi super subur. Itu cara saya selama ini. Jika minat Bio Extrim dan Hormax formula saya sendiri. Bisa menghubungi staf saya di Pabrik Reni HP = 087781889797 David HP = 081219929262
Salam Inovasi 🇮🇩
Wayan Supadno
Pak Tani
HP 081586580630