Ilmu hikmah
DAYA TAHAN USAHA
Wayan Supadno
Mental daya tahan terhadap tekanan bagi pelaku usaha sangat penting. Kawula muda yang berniat mau jadi pelaku usaha agar bisa membantu tetangganya cipta lapangan kerja. Mutlak harus mengantisipasi ini.
Itu yang saya sampaikan kepada 2 pasang suami istri karyawan BUMN yang datang ke rumah 2 hari lalu. Karena bertekat bulat mau usaha dan sudah dibangun dengan rapinya. Keren. Mewah. Ready for use. Antusias.
Selain itu saya ingatkan bahwa ada beberapa sahabat saya. Ada yang berawal dari nol 12 tahun silam saat ini karyawannya ratusan orang dan anggaran gajian di atas Rp 1 miliar/bulan. Omzetnya miliaran/bulan.
Sebaliknya, ada juga yang berawal dengan pesangon miliaran mantan karyawan PMA, setelah 3 tahun pada ludes. Padahal ada 136 orang. Yang tersisa dan berkembang hanya 3 orang saja.
Ilmu hikmahnya, bahwa start usaha modal banyak dan sedikit atau nol sekalipun. Tidak akan linier hasilnya pada usia usahanya setelah 10 tahun. Yang berhenti usaha, umumnya tidak tahan tekanan pada mentalnya.
Yang tumbuh pesat usahanya, umumnya karena mental menahan tekanan. Mental improvisasi diri agar dipercaya memberdayakan milik orang lain dengan konsep saling menguntungkan ” win – win solution “.
Berikut ini contoh sederhana mental daya tahan terhadap tekanan ;
Seorang sahabat punya usaha hotel di Bali. Karyawannya di atas 100 orang, gajian Rp 700 juta lebih/bulan. Saat Covid 19, tiada yang dirumahkan. Karena dibalikkan ke diri sendiri. Hanya digaji 50% dari biasanya.
Seorang sahabat punya usaha kebun sawit 2.500 ha. Karyawannya 200 orang lebih hingga gajiannya di atas Rp 1,5 miliar/bulan. Saat dilarang ekspor dampak migor mahal. Tertekan tapi tetap bertahan bersama karyawannya utuh.
Seorang sahabat peternak, sapinya banyak, karyawannya 50 orang lebih. Saat sapinya kena PMK (Penyakit Mulut dan Kuku). Pada dijuali harga murah. Cashflow sangat terganggu. Demi karyawan tanpa ada di PHK seorangpun.
Seorang sahabat, melakukan transaksi jual beli nilai besar dalam sebuah proyek. Karena sesuatu hal fatal maka dibatalkan. Wanprestasi. Kondisi ini sangat menekan mental/jiwa pelaku usaha. Pasti cashflow sangat terganggu dan harus segera diatasi cepat.
Dari 4 contoh nyata di atas. Menggambarkan bahwa menjadi pelaku usaha (pebisnis/pengusaha) bukan hal mudah. Tidak seindah yang dibayangkan. Kadang kita menyadari betul, betapa susahnya jika karyawan di PHK padahal belum terbiasa mandiri.
Paling mendasar, jika ” Hati Nurani ” bersuara. Berkat kebersamaan dengan segenap karyawan, usaha jadi berkembang. Banyak karyawan yang tahu diri, dilihatnya panik tidak mau digaji dan THR, hingga stabil dulu usahanya. Butuh mental daya tahan.
Sekali lagi, proses kematangan jiwa berwirausaha didapat karena berulang kali menghadapi cobaan. Ilmunya bisnis ada di balik itu. Namanya ilmu hikmah pasca kajian. Yang penting jadi bekal tetap melangkah lagi. Makin skill lagi
Sama halnya memimpin usaha. Tidak peduli mau lulusan pendidikan formal SMP, SLTA, S1 atau pascasarjana. Semua mutlak harus bisa jadi pemimpin. Tidak peduli yang dipimpin lulusan pendidikan formalnya lebih tinggi. Harus bisa.
Di sinilah seninya ” leadership ” di lapangan dipraktikan secara nyata agar bisa sinergis dan produktif. Tak ubahnya saya, saat punya rumah sakit dan klinik apotik. Harus bisa memimpin orang – orang yang pendidikan formalnya jauh di atas saya.
Kawula muda. Kata kuncinya, siapa yang bermental mampu bertahan di bawah tekanan, maka dia yang akan sukses sampai tujuan. Cobaan adalah proses pembekalan diri ilmu hikmah, agar makin sempurna lagi skill mengelola usahanya.
Salam Mandiri 🇮🇩
Wayan Supadno
Pak Tani
HP 081586580630