Fri. Jan 10th, 2025

Empiris..
Kali ini saya sengaja berkisah tentang konsep yang ” sudah dan sedang ” saya jalankan. Mana tahu ada manfaatnya dan ditiru oleh yang lain. Semalam saya kembali menyetujui beasiswa atau menjadi orang tua asuh untuk kedua anak muda Indonesia.

Berarti mimpiku telah khabul terwujud puluhan anak yang dapat beasiswa dari hasil saya bertani dan beternak inovatif. Selain jadi salah seorang donatur tetap dana abadi Kampus ITS Surabaya. Rahmat bagi saya, kemurahan dari Nya. Khabul doaku 36 tahun silam.

Doa saat saya dapat beasiswa kuliah di Universitas Airlangga Surabaya. Saat itu sangat berarti dapat uang SPP rutin dari seorang pengusaha. Saat itu sangat berarti kos gratis di Lembaga Bantuan Belajar (Bimbel) Yayasan 10 Nopember, milik para alumni ITS Surabaya.

Saat itu begitu berarti dapat uang saku bulanan karena sambil kerja mengajar, jual buku, nyapu, ngepel dan bahkan nyeterika baju milik orang lain. Demi bisa kuliah. Tiap jam 4 pagi, sudah bangun tidur, nyapu dan ngepel. Seraya berdoa, kelak juga akan menjadi orang tua asuh beasiswa.

Seorang sahabat bertanya, pos dananya diambil dari mana. Bisa berbagi beasiswa dan pengobatan gratis bibir sumbing maupun operasi katarak gratis. Apakah dari laba atau dari mana. Saya jelaskan pos alokasi dana dari ” keikhlasan hati “. Itu saja sumbernya.

Tapi demi kepastian misi kemanusiaan ini bisa konsisten tetap bisa jalan jangka panjang. Sudah saya hibahkan 1 blok kebun sawit hasilnya hanya untuk itu. Tidak untuk dibawa pulang atau ekspansi usaha. Istri dan anak – anak sudah tahu dan sudah setuju semua. Komitmen ini penting.

Terlebih selama ini kadang ada banyak anak muda siswa dan mahasiswa pada praktik dan mencari ilmu lapangan dunia agribisnis inovatif di kebun maupun kandang sapi saya. Harus jelas pendanaannya. Ini penting dipilah agar manajemen yang mengelola usaha saya tahu persis, proses pilahnya.

Ditambah lagi, beberapa bulan lagi sudah jadi Balai Diklat ” Pengusaha Agribisnis Inovatif Integratif Ekonomi Sirkular Nol Limbah “. Membentuk dan mereplisasikan minimal 1.000 pengusaha muda baru di bidang agribisnis inovatif ekonomi sirkular nol limbah berbasiskan ekonomi kerakyatan (plasma). Butuh sumber dana pasti.

Kadang terbayang jadi bayangan teramat indah. Anak Muda Indonesia, pada gigih belajar dan praktik di lokasi saya tersebut. Lalu keluar pada jadi pengusaha agro juga seperti saya. Andaikan khabul 5.000 orang saja, maka setara 1 juta orang pengangguran terserap jadi berkarya produktif inovatif.

Terus akan menggelinding makin membesar bagai bola salju. Makin banyak lagi yang akan cipta kondisi seperti apa yang saya lakukan kepada mereka dan mereka akan melakukan kepada orang lain di sekitarnya. Manusia pencipta lapangan kerja makin banyak, pencetak pajak dan devisa jumlah besar rutin juga makin banyak, penyerap hasil risetnya para peneliti dihilirisasi juga makin banyak dan dampak lainnya.

Dengan begitu pangan Indonesia makin banyak pelaku utamanya yaitu petani dan peternak inovatif. Makin banyak yang jadi owner perusahaan. Niscaya akan sangat berarti bagi Ibu Pertiwi ini. Amanah agar jadi Indonesia Raya dalam syair lagu kebangsaan berangsur terwujud.

Sekalipun saya sangat sadar, tulisan ini belum membuat semua sahabat senang. Karena hatinya tidak dibiasakan ikut senang jika ada orang senang. Justru membiasakan hatinya susah jika ada yang senang dan senang jika ada yang susah. Bisa jadi juga karena masih kecil yang saya lakukan. Itu semua, bukan masalah bagi saya.

” Tetaplah melangkah jika tujuanya baik, abaikan apapun komentar orang lain “, ilmu hikmah Keledai dan Luqman Al Hakim. Orang Jawa bilang, ” Sarwo waton suloyo “.

Salam 🇮🇩
Wayan Supadno
Pak Tani
HP 081586580630

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *