Mon. Jun 23rd, 2025

Cipta kondisi bisnis, segala upaya agar terbangun situasi yang memperlancar bisnis, sehingga produktif sesuai harapan jangka panjang. Biasanya mencakup intuisi, strategi, implementasi dan evaluasi dalam praktik bisnis. Meliputi langkah – langkah yang lazim ditempuh. Ini penting bagi anak muda.

Ilustrasinya ;

1). Industri.

Seseorang punya pabrik minuman kemasan isi ekstrak buah tropis atau pupuk hayati cair atau VCO. Karena ekosistem bisnis sudah terbentuk sehingga tahu persis berapa harga pokok produksi, omset dan laba per botolnya. Tiap tahun minimal laku 1 juta botol. Labanya 1 juta botol x Rp 5.000/botol = Rp 5 miliar.

Mulai intelijen pasar, pengadaan bahan baku, proses produksi, pemasaran dan penjualan semua sudah dalam rantai ekosistem yang terkendali dengan baik oleh manajemennya. Pemiliknya cuma menentukan target berdasarkan kesepakatan, jika goal maka ada insentif pada akhir bulan selain gaji tetap.

2). Perkebunan.

Karena tahu persis penduduk Indonesia 278 juta butuh pangan dan energi maupun kosmetik. Semua tidak bisa lepas dari sawit. Selain itu ada 7 miliar umat manusia di atas bumi ini butuh sawit. Lalu lahirlah intuisi bisnis. Karena sawit sangat cocok ditanam di Indonesia ini juga penyebab Eropa iri dengki, sekalipun asalnya tanaman hutan Nigeria.

Sama juga cipta kondisi bisnis. Intuisinya jalan, lahan terlantar bekas pembalakan liar puluhan tahun tidur terlantar diberdayakan. Ditanami sawit agar hijau kembali dan jadi lapangan kerja masyarakat sekitar. Pemilik cukup pasang target tahunan, manajemen yang mengelola sesuai keahliannya.

Dari dua ilustrasi di atas, nampak jelas betapa sangat pentingnya cipta kondisi bisnis. Agar bisnis lancar jaya. Yang membedakan antara pebisnis sebagai investor dengan manajemen profesional sebagai pengelola bisnis. Ada pada kemampuan berintuisi, daya nalar analisis dan leadershipnya.

Sering kali anak muda punya mimpi jadi pebisnis, tapi ragu memulai karena tidak tahu harus memulai dari mana. Tidak dimulai karena merasa tidak punya modal, padahal justru harus mulai bisnis secepatnya agar segera punya modal sendiri untuk investasi atau ekspansi produktif. Itu pangkal masalahnya karena tanpa nyali dan intuisi.

Ada lagi, pebisnis pemula. Sibuknya minta ampun persis baling – baling kipas (kitiran) saja, sejak pagi hingga larut malam. Karena semua dikerjakan sendiri. Karena ” tidak percaya ” kepada orang lain termasuk tidak percaya kepada tim kerjanya. Lalu kelelahan, habis waktu terlalu sibuk dan usaha relatif jalan di tempat. One man show, saja.

Kondisi usaha seperti ini, akibat pemilik usaha kurangnya daya nalar analisis dan leadership utamanya dalam mendelegasikan kewajiban, hak dan kewenangan. Padahal bisnisnya sangat menjanjikan jika dikelola dengan manajemen yang benar. Dikelola oleh Super Team, bukan pola Super Man. Otomatis akan jadi ancaman dalam proses regenerasi.

Ilmu hikmahnya, makin banyak pelanggan kita pada kisah pabrik di atas maka makin banyak ” Mesin ATM ” nya. Tinggal bagaimana mengelola PPIC (Production, Planning and Inventory Control) dengan intelijen pasar maupun pemasarannya agar imbang lalu sehat. Mental bernyali berani mengawali dan mendelegasikan bisnis, juga hal penting agar berkembang pesat bermanfaat bagi umat banyak.

Salam Inovasi 🇮🇩
Wayan Supadno
Pak Tani
HP 081586580630

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *