Indonesia, tahun 2030 s/d 2045 adalah fase bonus demografi. Artinya pada tahun 2030 diperkirakan jumlah penduduk 300 juta jiwa. Mantapnya lagi yang usia produktif 15 s/d 64 tahun sebanyak 65% atau minimal 200 juta jiwa. Kejadian seperti ini sangat langka.
Di era tersebut harus diantisipasi agar semua produktif tinggi sehingga Produk Domestik Bruto (PDB) tinggi dan pendapatan per kapita harus tinggi pula. Tentu harus tiada pengangguran, semua sibuk kerja produktif. Lalu makmur sejahtera lalu daya beli tinggi.
Agar bisa semua kerja tanpa pengangguran maka harus banyak investasi. Dengan adanya investasi berdampak banyak menyerap tenaga kerja. Agar banyak investasi, harus kolektif sebanyak mungkin yang investasi. Itu bisa terwujud jika jumlah pebisnisnya banyak.
Untuk mewujudkan jumlah pebisnis banyak pelakunya maka harus diregenerasikan. Sekali lagi, pebisnis yang ada saat ini harus diregenerasikan dan direplikasikan sebanyak mungkin sekarang juga. Jika jumlah pebisnis tambah maka pendapatan per kapita juga ” tambah sebarannya “.
Bukan hanya ke orang itu – itu saja yang meningkat pendapatannya, misal meningkat pendapatannya hanya pada pebisnis yang ada saat ini saja. Jika ini yang terjadi maka terbentuklah rasio gini, kesenjangan sosial ekonomi. Pendek kata, saat pertumbuhan ekonomi tinggi ” tanpa paralel ” penambahan jumlah pebisnis, itu berarti cetak angka rasio gini.
Kawula muda mesti memegang teguh prinsip ini, bahwa terbentuknya seseorang jadi pebisnis ” sangat didominasi ” oleh kemauan keras yang bersangkutan. Bukan orang lain. Motivator terbaik adalah diri sendiri. Hasil survei 81% dari semua pemuda minat jadi pebisnis, tapi hanya 8% yang berhasil.
Berikut contoh konkret cara meregenerasi dan mereplikasi insan pebisnis ;
1. Di Semarang, seorang gadis awalnya hanya diberi oleh orang tuanya selembar sertifikat hak milik (SHM) lahan tidak seberapa luas. Dikenalkan ke para pengembang perumahan (properti). Di sana bergaul dengan para pebisnis perumahan dapat ilmu, pengalaman, jaringan dan lainnya.
SHM diajukan ke perbankan sebagai kolateral jaminan, dapat fasilitas kredit karena dia cerdas di lapangan, dipasarkan dulu sebelum dibangun walaupun beberapa unit rumah tanpa laba sehingga sudah ada calon pembelinya. Proses pembangunan dipercayakan ke pemborong berpengalaman.
Praktis menyerap banyak pengangguran jadi produktif. Dari waktu ke waktu usahanya berkembang hingga melibatkan ratusan tenaga kerja. Hingga menghidupkan toko bangunan sebagai vendornya. Hingga toko beras, gula dan lainnya laku dibeli oleh para pekerjanya pasca gajian.
2. Di Jawa Timur, pebisnis supplier Industri Fillet Ikan Patin. Berawal dari sewa kolam, bergaul ke komunitas peternak ikan patin. Agar dapat ilmu dari asuhan para peternak ikan patin yang senior. Hanya beberapa tahun berjalan tampil jadi pebisnis ternak ikan patin mengkaryakan puluhan orang jadi produktif.
3. Di Kalimantan, tahu persis data fakta Jeruk Madu Chokun sangat marketable. Tahu juga harga tanah hanya 10% dari harga di Jawa Bali dalam luasan sama. Murah tapi subur. Dibelikan lahan dan bibit jeruk tersebut ke Reni staf saya. Tampil juga jadi pebisnis agro inovatif. Juga mengkaryakan banyak orang. Sekaligus membendung impor buah di Indonesia.
Salam 🇮🇩
Wayan Supadno
Pak Tani
HP 081586580630