Jadi pebisnis itu berat dan sulit. Tapi bisa asal dimulai. Jadi pebisnis hak semua orang, bagi yang berani memulai. Bukan hak orang yang hanya bercita – cita, tanpa bernyali memulai. Andaikan jadi pebisnis itu mudah diwujudkan maka di Indonesia tiada pengangguran bahkan mungkin impor tenaga kerja, karena pebisnis selalu butuh pekerja.
Pebisnis, orang yang mempraktikkan beragam ilmu pengetahuan dan teknologi inovasi. Di antaranya menyerap hasil riset biasa disebut invensi. Dihilirisasikan atau komersialisasikan agar jadi inovasi. Itulah sebabnya, kenapa hasil riset di Indonesia hanya 12% yang terkomersilkan, yang 88% tersimpan di lemari. Karena kurangnya jumlah pebisnis.
Pebisnis, perannya juga mengantar masyarakat agar makmur sejahtera punya masa depan karena tanpa jadi korban stunting. Jika ada 1 juta pebisnis, lalu karyawannya 20 orang maka total 20 juta orang, hidupnya berubah dari pengangguran tanpa pendapatan rutin jadi punya daya beli. Untuk hidup mandiri tanpa membebani orang lain.
Pebisnis, harus selalu punya keterampilan pola pikir beda, keterampilan tutur katanya strategis dan linier tindakannya yang terampil pula. Sama persis dengan pembalap, perenang dan lainnya. Menguasai ilmunya, dibahas lalu dipraktikkan berulang kali hingga refleks lalu skill. Jika tanpa praktik hanya dipikirkan itu bukan pebisnis, karena omzet labanya hanya wujud ” kepikiran ” saja.
Bagaimana cara memulai jadi pebisnis ?
Sama persis bagaimana cara jadi pembalap sepeda motor. Pelajari ilmu dasar saja tapi langsung praktik memakai kendaraan yang jelek saja dulu. Nanti akan dapat ilmunya, jika dijalani. Setelah seimbang barulah bisa jalan normal. Karena pasti akan jatuh bangun. Kendaraannya sayang sekali jika memakai Harley Davidson. Mendingan pakai yang jelek apa adanya saja.
Bisnis juga seperti itu. Tidak usah memakai modal banyak, apalagi modal utangan banyak atau minta warisan orang tua. Sekali lagi, pakai modal kecil saja dulu. Karena pasti akan tertipu, gagal karena salah membuat estimasi cashflow atau salah mendiagnosa agroklimatnya. Setelah itulah dapat ilmu hati – hati. Ilmu lapangan riil agroklimat.
Pengalaman saya, saat mulai bisnis. Dagangan orang lain yang saya jadikan obyek bisnis. Misal cangkang sawit, sekam padi, ikan mas, batu kapur, pinang, kayu teh peremajaan dan lainnya. Truk juga milik orang lain. Apalagi modal segar, pasti milik orang lain. Karena belum punya apa – apa, termasuk TV 14 Inchi saja belum punya. Prinsip saya yang penting sudah pernah mengalami berbisnis.
Setelah mulai dapat ilmu lapangan karena punya pengalaman. Lalu saya kembangkan. Dagangan orang lain apa saja, dalam hati, saya anggap dagangan saya sendiri. Dapat modal dari laba tersebut. Begitu mulai membesar terlalu sibuk lalu merekrut karyawan agar bisa ambil peran sebagian beban saya. Tentu kilang padi suka saat berasnya saya pasarkan besar – besaran. Laba saya sedikit tidak apa, asal halal dan menyenangkan pemilik kilang padi.
Kilang padi suka juga saat biaya produksi saya turunkan, mengganti karung harga turun 50% nya. Biasanya memakai kayu karet mahal, saya ganti limbah kayu teh peremajaan juga senang. Karena biaya produksi turun, tapi volume produksi tetap banyak. Sama persis pabrik kertas suka dapat manfaat dari saya, batu baranya saya ganti cangkang sawit ramah lingkungan dan jauh lebih murah lagi. Pabrik dan saya, sama happy.
Kesimpulan buat kawula muda. Jika mau jadi pebisnis itu hakmu asal mau memulai. Pasti bisa. Jangan hanya dipikirkan agar labanya tidak hanya ” kepikiran “, juga jangan hanya direncanakan hingga ” Ultah Rencana “, pasti omzetnya hanya bernama wacana belaka. Lakukan pada kesempatan pertama. Agar segera tertipu, sehingga punya ilmu hati – hati tidak mudah percaya mesti dianalisa dulu. Agar gagal dulu, sehingga punya ilmu rendah hati; saat buat kajian bisnisnya.
Salam Bernyali
Wayan Supadno
Pak Tani
HP 081586580630