Mon. Jun 23rd, 2025

Kawula muda perlu menyimak kisah beberapa sahabat saya di bawah ini. Mereka belasan tahun silam belumlah siapa – siapa dan siapapun memandangnya biasa saja. Kadang dipandang hanya dengan sebelah mata. Tapi saat ini siapa saja memandangnya, bahkan membelalak dengan kedua matanya. Karena perubahan nyata, karena membangun dirinya.

Belasan tahun silam hanya dipandang ” sebelah mata ” karena segala atributnya belum disandang. Masih anak muda dari keluarga biasa saja. Tapi saat ini pada memandang dengan ” kedua mata “, karena puluhan pengangguran telah direkrut dan diberdayakan produktif, hingga sejahtera. Hidupnya bermanfaat bagi orang lain jumlah banyak.

1). Agen Sarana Pertanian.

Dulunya hanya dari keluarga sangat bersahaja. Mengawali usaha, dapatnya ilmu hikmahnya karena beragam kesulitan yang di hadapi. Menyewa ruko kecil di sentra pertanian pangan dan hortikultura. Suka memasarkan pola ” menjemput bola rejeki ” di masyarakat petani. Terbentuklah komunitas pelanggannya.

Lalu mengajukan ke beberapa pabrik agar bisa jadi agen/distributor pupuk, pestisida, herbisida dan lainnya. Menyewa gudang. Merekrut karyawan dari sedikit, pelan tapi pasti, jadi banyak. Lambat laun boleh ngutang bayar sebulan berikutnya dan dibayar jika sudah lunas (konsinyasi). Dapat omset dan laba dari sisa untuk gajian pekerjanya, karena dipercaya.

Para pemilik pabrik senang sekali. Tanpa banyak membayar gajian tim penasaran promosi, iklan dan penjualan (salesman). Tapi targetnya goal terus. Karena dikelola oleh agen tersebut. Bahkan karena agen tersebut sukses buka cabang toko di banyak lokasi. Akhir tahun masih dapat tiket gratis rekreasi karena berprestasi ke banyak negara dari pabrik.

Tidak perlu heran juga jika banyak masyarakat berpola pikir dangkal dan selalu negatif pada menuduh dianggap memelihara tuyul. Karena bisa beli sawah hingga puluhan hektar di kampungnya. Padahal tujuannya memberi contoh nyata menggerakkan ekonomi riil masyarakat pedesaan, solusi bagi petani yang kesulitan pupuk dan lainnya.

2). Supplier/Vendor Pabrik.

Karena ada pabrik kelapa sawit (PKS) komersil mandiri yang baru dibangun di tengah masyarakat petani sawit. Kapasitas produksi 60 ton tandan buah segara (TBS)/jam, praktis butuh 1.200 ton TBS/hari atau 30.000 ton TBS/bulan. Setara hasil panen kebun sawit petani 12.000 hektar. Pada gembira karena ada kepastian pasar hasil kebunnya, tidak jauh dan murah ongkos kirimnya.

Seorang sahabat, tanpa banyak mikir dan berwacana ria, langsung eksekusi mengajukan diri jadi rekanan pemasok (vendor/supplier) bahan baku TBS nya. Sepakat jika bisa memasukkan 10.000 ton/bulan atau 320 ton/hari maka dapat insentif Rp 10/kg atau Rp 100 juta/bulan. Lalu membuat strategi 2 x 10 (laba 2 tapi 10 kali transaksi) bukan 10 x 2 (laba 10 tapi hanya 2 kali transaksi).

Berprestasi, tiap bulan bisa memasukkan bahan baku 10.000 ton TBS. Praktis dapat insentif bonus Rp 100 juta/bulan. Karena hanya mengambil laba Rp 20/kg. Umumnya para supplier lain mengambil laba Rp 50/kg. Tidak sampai 5 tahun kerja kerasnya menuai hasil. Karena terekam semua transaksinya di bank. Lalu dapat fasilitas kredit modal kerja. Karena dipercaya.

Sisi lain banyak petani hingga ribuan keluarga merasa terbantu olehnya. Harganya bagus paling tinggi dan komitmennya bisa dipegang. Walaupun dibayar setelah 3 hari berikut, karena menunggu cairnya dari pabrik. Maklum berawal dari modal dengkul. Modalnya karakter terpercaya dan kapasitas yang mumpuni. Tidak heran jika truknya makin banyak, begitu juga sopir maupun kernet dari pengangguran.

Ilmu hikmahnya, jika niat baik (nawaitu) dan dijalankan dengan kesungguhan (man jadda wa jadda). Niscaya Tuhan berpihak sesuai harapannya (kun fayakun). Apalagi jika memperlakukan mitra usahanya, dikembalikan ke diri sendiri, engkau adalah aku (tat twam asi). Jangan mencubit, jika tidak mau dicubit. Iptek yang diajarkan, dijabarkan. Maka semua tidak ada yang mustahil.

Salam Inovasi 🇮🇩
Wayan Supadno
Pebisnis Agro Inovatif
HP 081586580630

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *