Penting anak muda memiliki pola pikir strategis dan inovatif. Bagian dari penjabaran iptek yang diajarkan. Karena percepatan majunya seseorang atau kalau kolektifnya sebuah bangsa, sangat ditentukan oleh mutu manusianya dalam praktik ipteknya. Bukan seberapa banyak kekayaan alamnya. Bahkan kekayaan alam berlimpah jika gagal kelola justru jadi ancaman.
Berikut ini kisah nyata, inspiratif, bisa diambil ilmu hikmahnya. Jadi bahan pembelajaran. Lalu dijabarkan secara nyata dalam kehidupan kita. Utamanya para anak muda. Sehingga proses pembekalan diri dengan iptek prosesnya dari apa yang dijalani ( Tinemune ilmu kanti laku/Bahasa Jawa). Ketemunya ilmu di balik setelah mempraktikkan. Ini esensinya berilmu sejati akan melekat dalam memori.
1). Petani Buah Naga.
Seseorang karena punya pola pikir strategis dan inovatif. Sekalipun tanpa punya harta warisan banyak dari orang tuanya. Juga tanpa punya gelar akademik tinggi, karena keadaan orang tuanya tidak mungkin bisa kuliah hingga sarjana. Bisa membangun hidupnya maju pesat. Menyalip yang dapat harta warisan dan gelar sarjana. Karena jadi manusia pembelajar dan praktik inovatif.
Berawal menyewa sawah milik tetangganya hanya sehektar. Dibayar setelah panen. Yang lazimnya Rp 20 juta/tahun tapi dibayar didepan sebelum digarap, kalau ini karena tidak punya modal maka dibayar saat panen harga Rp 25 juta. Ditanam buah naga tiangnya bukan dari cor yang mahal, awalnya tumpang sari dengan cabai. Tapi dari kayu hidup yaitu randu. Intensif dan selalu inovatif. Umur 1,5 tahun dapat uang banyak.
Beda dengan masyarakat sekitarnya, yang rutinitas dari tahun ke tahun hanya begitu saja. Bahkan ada yang dari tahun ke tahun sawahnya justru luasnya berkurang. Jika yang punya kekayaan alam (sawah) tanpa bisa mengelola maka hanya dapat Rp 20 juta/ ha/tahun karena hanya disewakan saja. Yang ditanam buah naga asalan hanya dapat 15 ton/tahun, itupun harga Rp 4.000/kg setara Rp 60 juta/ha/tahun.
Beda dengan yang berpikir strategis dan inovatif. Cabenya saja bisa dapat 15 ton/ha x Rp 30.000/kg = Rp 450 juta. Sambil menunggu buah naganya usia dewasa berbuah komersil. Direkayasa ditambah lampu agar dapat panas pencahayaan lebih lama lagi 5 jam. Praktis bisa buah di luar musim 4 kali, harga bisa Rp 15.000/kg. Selain panen raya yang harga hanya Rp 4.000/kg.
Kumulatifnya beda jauh. Antara yang dapat warisan hanya disewakan. Antara yang punya sawah hanya ditanam buah naga asalan tanpa adaptif dengan inovasi dipasang lampu. Antara yang tidak mau intensif sambil menunggu buah naga usia dewasa buah normal, baru ditanam tumpang sari dengan cabai inovatif pola tanam pupuk berimbang organik, hayati (mikroba) dan anorganik NPK pabrikan.
Di ujung permainan apa yang terjadi ?
Sebuah ancaman bagi pemilik hak warisan sawah luas tersebut. Bertahap tapi pasti. Sawah terbeli dari hasil budi dayanya cabai dan buah naga tersebut. Bukan cuma satu lokasi saja. Karena punya ilmu sejati, ilmu di balik apa yang praktikkan (lakoni). Maka menyewa sawah bukan cuma satu lokasi juga. Tapi ada di beberapa lokasi. Sawah yang disewa, terbeli semua. Itulah kekuatan ilmu sejati, ilmu hikmah dari yang dipraktikkan.
2). Petani Sayuran.
Di Kalimantan, lahan terlantar di pinggiran kota umumnya luas. Juga boleh ditanami sayur mayur tanpa sewa jika dibicarakan baik – baik oleh pemiliknya. Ketemu anak muda pemikir strategis dan inovatif. Lahan tidur, dipinjam ditanami sayur, yang biasanya sayur tersebut didatangkan dari Jawa. Sebelum menanam dilakukan intelijen pasar di pelabuhan saat kapal sandar bongkar muatan.
Praktis, cuma menanam 2 tahun saja. Hasil dari tanaman sayur tomat, cabe, kemangi, kacang panjang, terong dan lainnya. Labanya bisa buat beli lahan tersebut. Pendek kata pinjam 3 hektar, pasti 2 tahun lagi lahan 3 hektar tersebut terancam terbeli dari hasil budi daya di lahan tersebut. Bertahap, bertingkat dan berlanjut lahan miliknya makin meluas yang dimilikinya. Tanpa lagi, sewa apalagi numpang.
Artinya bahwa kekuatan manusia yang akan mengubah kekayaan alamnya. Kekuatan manusia pembelajar dan inovatif yang dipraktikkan akan memacu percepatan tumbuh kembangnya usaha. Lalu hidupnya bermanfat bagi orang lain jumlah banyak. Karena banyak yang dikaryakan berasal dari pengangguran. Karena banyak penikmat hasil karyanya. Sebaliknya, yang punya kekayaan alam berlimpahpun jadi terancam.
Hidup akan hidup yang sesungguhnya, jika dihidup – hidupkan oleh dirinya sendiri. Akan jadi manusia bermanfaat yang sesungguhnya, jika diperjuangkan oleh yang bersangkutan.
Salam Inovatif 🇮🇩
Wayan Supadno
Pak Tani
HP 081586580630