Mon. Jun 23rd, 2025

BERPIKIR PRAKTIS

ByWayan Supadno

Jan 8, 2025

Berpikir praktis adalah kemampuan untuk mengambil keputusan atau menyelesaikan masalah secara efisien, berdasarkan realitas, kebutuhan dan situasi yang ada. Pendekatan ini berfokus pada solusi yang bisa diterapkan langsung, menghindari kerumitan yang tidak perlu dan memprioritaskan manfaat nyata.

Berpikir praktis bersifat multi segmen mulai bisa diterapkan pada perorangan, keluarga, perusahaan, negara dan bahkan termasuk global geopolitik ekonomi. Umumnya para praktisi suka berpikir praktis agar segala sesuatu bisa efektif dan efisien yang pada akhirnya bisa kompetitif. Ini harus disadari kaum muda calon pebisnis mereduksi pengangguran.

Contoh konkret dalam agribisnis:

1). Penggunaan Teknologi.

Seorang petani menggunakan drip irrigation (irigasi tetes) untuk menghemat air dan meningkatkan efisiensi penyiraman tanaman dibandingkan dengan metode penyiraman manual atau genangan. Ini adalah solusi praktis yang murah dan mudah diterapkan. Begitu juga penggunaan drone maupun mekanisasi lainnya.

2). Pemasaran Hasil.

Seorang peternak ayam kampung menjual hasil produksinya melalui media sosial atau aplikasi lokal daripada bergantung pada tengkulak. Dengan cara ini, peternak mendapatkan keuntungan lebih besar dan akses langsung ke pembeli. Tanpa melewati banyak perantara yang pada akhirnya tidak kompetitif.

3). Pemanfaatan Limbah.

Di sebuah perkebunan, limbah hasil panen seperti daun dan kulit buah diolah menjadi pupuk kompos untuk mengurangi biaya pembelian pupuk kimia. Bahkan limbah organik sangat bisa jadi bahan baku pakan ternak maupun ikan yang nilai ekonominya sangat tinggi. Pada akhirnya karena biaya penyerta sangat rendah, bisa bersaing harga di pasar.

4). Kemitraan Usaha.

Petani kecil bekerja sama dengan koperasi untuk menjual produk agribisnis mereka secara kolektif, meminimalkan risiko harga rendah di pasar tradisional. Plasma dengan inti. Karena kolektif maka resiko bisa diminimalkan dengan cara tanggung renteng asuransi sekaligus menekan harga pokok produksi (HPP) karena bisa mekanisasi.

Pendekatan ini menunjukkan bagaimana berpikir praktis bisa membantu menyelesaikan tantangan agribisnis dengan solusi yang efisien dan realistis. Tanpa banyak teoritis yang kadang justru terlalu banyak pertimbangan yang pada akhirnya menunda penyelesaian. Jadilah limbah waktu dan energi.

Contoh konkret dalam kebijakan makro ;

1). Dinamisnya Geopolitik.

Karena situasi global tidak menentu sehingga butuh berpikir praktis memutuskan kebijakan. Harus berdaulat pangan dan energi. Antisipasi jika terjadi Perang Dunia ke lll, tanpa takut dihadang di tengah laut oleh lawan saat impor pangan dan energi atau tanpa khawatir jika negara produsen pangan dan energi mau stop ekspornya.

2). Banjirnya Pengangguran.

Karena banyak korban PHK lalu banjir pengangguran di banyak negara. Contoh di RRC pengangguran di atas 20%. Ini melemahkan daya beli. Lalu ada progja subsidi KUR bunga 6%, komersilnya 10%. Jika APBN alokasinya Rp 4 triliun, berarti siap menyalurkan Rp 100 triliun agar dunia usaha menggeliat lagi cipta lapangan kerja. Sama juga menghapuskan utang macet UMKM.

Ilmu hikmahnya bahwa berpikir praktis sangat dibutuhkan karena sangat adaptif terhadap situasi dan jadi bagian dari solusi cepat yang terukur. Ini memacu percepatan membuat keputusan aksi solutif pada multi segmen. Berbanding terbalik dengan yang non berpikir praktis kadang habis waktu dan biaya hanya untuk seremonial belaka yang non esensial. Misal seminar 18 kali, FGD, studi banding ke luar negeri dan lainnya.

Salam Inovasi 🇮🇩
Wayan Supadno
Pak Tani
HP 081586580630

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *