Tue. Sep 17th, 2024

Kita bersyukur Indonesia relatif baik – baik saja, saat dunia lagi tidak baik – baik saja. Indikator Indonesia baik – baik saja di antaranya inflasi sekitar 2,5% saat pertumbuhan ekonomi di atas 5%. Semua negara di atas bumi saat ini hampir tiada yang mampu pada posisi tersebut.

Daya saing naik tajam pada peringkat ke 27. Ini melampaui Jepang, Turki, India, Australia dan Malaysia. Menteri Keuangan Sri Mulyani melaporkan kekayaan negara tambah Rp 13.000 triliun. Rasio utang antara 38% sd 45% dari PDB, terendah ke 3 di Anggota G20, tergantung sumber datanya.

Gelombang tsunami PHK (pemutusan hubungan kerja) melanda hampir di semua negara. Di Indonesia oleh Kementerian Tenaga Kerja dilaporkan ada 46.000 korban PHK selama Januari sd Agustus 2024 ini. Begitu juga di negara lain juga sama nasibnya, seperti RRC, Inggris dan lainnya.

Tentu berimplikasi pada turunnya pendapatan dan daya beli masyarakat menengah. Konkretnya yang biasanya tiap bulan dapat penghasilan Rp 3 juta sd Rp 8 juta, untuk memenuhi kebutuhan keluarganya. Di daerah kawasan industri banyak macet angsuran rumah dan kendaraannya.

Efek dominonya masih sangat banyak. Misal saja, kendaraan angkutan truk dan lainnya. Yang biasanya mengangkut bahan baku ke pabrik dan barang jadi ke para distributornya juga pada macet angsuran leasingnya. Diparkirkan. Hingga perusahaan leasing banyak menurunkan target hingga 35% dari biasanya.

Pandangan saya pribadi. Sesungguhnya situasi saat ini yang menurut banyak pihak dianggap sudah kacau balau carut marut. Tapi di mata saya belumlah serius amat karena ini semua bagian dari ruas gelombang perubahan pola hidup manusia. Manusia berinovasi agar bisa efisien lalu mampu berkompetisi.

Hasil inovasi wujud robotic, AI, digital, mekanisasi dan lainnya jadi saingan sesama manusia. Industri yang biasanya memberdayakan ribuan pekerja, telah diganti dengan ribuan robot. Yang tentu karena ada dasar kajian dan empiriknya jauh lebih murah dan efisien. Agar produknya tetap bisa bersaing.

Yang jadi korban bukan hanya di industri yang padat karya dengan upah minimal regional (UMR) rendah saja. Misal garmen, tekstil dan lainnya. Tapi juga menyerang pada sektor lainnya. Konkretnya ribuan orang berjasa di loket parkir dan gerbang tol dikorbankan diganti digital, demi efisiensi.

Begitu juga di sektor agro. Perikanan, untuk memberi pakan ikan saja tidak lagi butuh banyak manusia keliling di banyak kolam. Digantikan oleh mesin ciptaan manusia juga. Sehingga lowongan kerja pemberi pakan ikan makin sempit lagi. Yang sudah terlanjur gabung, dialihkan fungsinya atau dikurangi jumlahnya.

Pada perkebunan, tidak mau lagi habis banyak biaya karena banyak karyawan hanya untuk mengukur luas lahan, sensus populasi tanaman, monitor kondisi visual tanaman kurang atau tidaknya unsur hara pada tanaman, nyemprot herbisida maupun pupuk hayati. Cari yang murah dan cepat yaitu drone, buatan manusia.

Sama halnya kegiatan rutin yang dulunya teramat lama dan mahal, tapi sekarang murah dan cepat sekali. Misal land clearing dulunya habis waktu, saat ini sekejap 1 hektar/hari kelar dengan excavator. Muat hasil panen tidak perlu mahal Rp 25.000/ton, karena bisa hantam Rp 7.000/ton dengan mesin loader. Nyata makin massal, beragam ukuran.

Gambaran di atas, menunjukkan betapa sangat sengit persaingan mencari lowongan pekerjaan saat ini. Yang ada saja bisa jadi akan jadi ikut antrian siap di PHK juga, tidak lama lagi. Karena akan ada inovasi mesin robot baru yang akan menyerang posisinya. Robotic konkret telah merebut pangsa pasar lapangan kerja manusia. Bukan hanya di Indonesia saja.

Komulatifnya, makin banyak pengangguran. Utamanya bagi yang tidak mau adaptif dengan perubahan ekstrem pada dunia kerja, iklim dan utamanya mental pola pikirnya. Dunia telah dan sedang berubah, robot telah makin banyak ambil peran. Jika kita masih memperlakukan diri seperti robot, rasanya akan kalah bersaing, tidak punya pekerjaan.

Sebaliknya, yang punya kekayaan di dalam diri. Wujudnya hati, mental, intelektual, jaringan dan lainnya. Diberdayakan beda dari robot. Justru robot diberdayakan. Maka makin melejit peran manfaatnya bagi orang lain. Laba uang harta hanya akibat saja dari mau membekali diri belajar, berbuat dan fokus konsisten.

Kawula muda, silahkan disarikan sendiri. Lalu diambil ilmu hikmahnya. Mau ambil peran yang mana. Semua tergantung diri kita. Karena kita adalah gembala badan kita sendiri. Saatnya mawas diri dan berbenah, lalu mengayunkan langkah pasti. Niscaya sesuai harapan. Tuhan Maha Adil. Doaku di nadimu…Mandirilah.

Salam Inovasi 🇮🇩
Wayan Supadno
Pak Tani
HP 081586580630

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *