Kawula muda, hendaknya berupaya serius dalam mempertahankan pangsa pasar. Syukur jika bisa memperluas pangsa pasar agar omzet dan laba usaha makin besar. Memacu cepat kembali investasi (ROI) nya. Resiko terkunci.
Lalu daya serap tenaga kerja dari pengangguran jadi produktif makmur sejahtera, bisa makin banyak lagi. Implikasinya pendapatan per kapita masyarakat naik. Masyarakat sibuk terberdayakan, aman dan ekonomi tumbuh.
Proses perluasan pangsa pasar tidak mudah. Apalagi produk baru yang minta jatah pangsa pasar produk pesaingnya. Konsekuensi logisnya harus merebutnya. Apapun strategi, taktis dan teknisnya. Yang penting endingnya.
Berikut ini contoh konkret pengalaman saya pribadi ” berebut pangsa pasar “, untuk scale up usaha ;
Supplier Farmasi.
Di Riau ada pabrik kertas raksasa. Karyawannya puluhan ribu orang. Butuh obat farmasi di polikliniknya jumlah besar dan rutin. Pasien banyak hingga minimal 400 orang beserta keluarga per harinya. Suppliernya perusahaan besar dari Jakarta.
Apoteker staf saya minta jadi intelijen pasar. Cari tahu merek dagang apa saja dan generiknya apa saja serta berapa jumlahnya. Lalu membuat penawaran harga pabrik. Menang lelang. Nol tanpa laba 3 bulan.
Setelah lancar, baru minta diskon ke pabrik farmasi, dapat 15%, itulah laba selama 3 tahun dijalani. Lumayan bisa mengalahkan pesaing kelas kakap yang sudah bercokol belasan tahun lamanya. Akhirnya perluasan pangsa pasar bisa didapat.
Supplier Cangkang Sawit.
Di Porsea Sumut. Perusahaan raksasa bidang Pulp and Rayon. Kebutuhan bahan bakar boiler sangat besar ribuan ton. Puluhan tahun memakai batu bara. Suppliernya perusahaan besar. Pangsa pasarnya sangat besar jangka panjang.
Saya berusaha merebut pangsa pasar batu bara, parsial dengan cangkang sawit/tempurung sawit. Selling pointnya lebih murah menekan harga pokok produksi (HPP), ramah lingkungan dan terbaharukan. Goal dapat 4 tronton/hari selama 5 tahun.
Caranya uji kalori skala kecil. Merebus air dengan 2 kaleng bekas cat, pembanding. Yang 1 kaleng bahan bakar batu bara dan 1 kaleng lagi cangkang sawit. Ternyata air matangnya bersamaan, kalorinya sama. Diuji efektivitas di boiler pabrik tersebut 2 truk.
Supplier Limbah Kayu Teh.
Di Pematang Siantar Sumut. PTP 8 atau PTPN IV saat ini. Sedang peremajaan kebun teh skala luas. Akar dan batang kayu teh limbah jumlah biomassanya sangat banyak. Ketika mulai dibakar izin saya stop, saya berdayakan.
Merebut pangsa pasar kayu karet bahan bakar boiler kilang padi dan pabrik tapioka. Selling pointnya lebih murah menekan HPP dan jumlah banyak bisa ditumpuk untuk stok jangka panjang memastikan bahan bakar siap pakai.
Ternyata goal. Kilang padi dan pabrik tapioka dapat manfaat menekan HPP jangka panjang hingga program peremajaan kebun teh kelar. PTPN IV senang tanpa membakar hemat biaya. Alam terjaga dari polusi. Saya pun dapat rezeki halal, mengubah limbah jadi berkah.
Penetrasi Pasar Hormax dan Organox.
Suatu provinsi sentra singkong. Kebutuhan pupuk sangat besar jangka panjang. Sayangnya fanatik hanya dengan pupuk kimia/anorganik NPK saja. Pangsa pasarnya sangat besar. Menggiurkan sekali karena saya produsen pupuk Hormax dan Organox.
Tiap kali saya uji di petani, tapi para petani pada dirahasiakan jika ditanya sesama petani lain. Agar tidak ditiru. Bahkan kemasannya dikubur agar tidak banyak yang meniru. Maunya bagus sendiri karena tanamannya memakai Hormax dan Organox.
Saya demplot ulang. Digratiskan ke banyak petani dengan syarat mau diminta foto copy KTP nya. Begitu mau panen, saya buat brosur dengan mencantumkan nama dan alamat lengkap petani pengguna Hormax dan Organox.
Heboh, hingga saya rutin mengisi dialog interaktif di televisi. Live. Implikasinya jadi market leader hingga saat ini. Walaupun demplot tersebut 14 tahun silam. Bisa merebut sebagian pangsa pasar pupuk kimia. Tanah pun terjaga kesuburannya karena organik hayati/mikroba.
Salam Inovasi 🇮🇩
Wayan Supadno
Pak Tani
HP 081586580630