Fri. Dec 20th, 2024

Saya ingat persis, dulu punya komandan sangat hebat di mata saya. Banyak hal yang saya tiru metoda kepemimpinannya. Pendek kata, semua permasalahan sebelum dilempar ke orang lain, masyarakat dan negara. Selalu dikembalikan ke diri sendiri terlebih dulu.

Contoh konkretnya ;

1. Tiap kali ada acara kantor baik itu rapat, arisan keluarga besar kesatuan, ulang tahun kesatuan, pelantikan peserta didik dan hari – hari besar nasional. Tiada pernah memakai buah impor dihidangkan di meja, harus ada buah tapi dilarang keras memakai buah impor, agar jadi pasar produk petani kita. Itu ujarnya.

2. Jajan makan bersama camilan juga dibiasakan masakan rakyat jelata. Misal pisang goreng, pisang rebus, ubi rebus maupun olahan lainnya. Juga jajanan lainnya harus karya rakyat kita di sekitar kantor. Bukan yang berbahan baku dari gandum impor. Karena yang dipakai dana APBN pajak dari rakyat.

Kisah nyata di atas, ilmu hikmahnya implementasi leadership dengan keteladanan nyata. Memberi tindakan nyata merespon permasalahan yang ada di depan kelopak mata dengan suri tauladan. Bukan himbauan teoritis, bukan asal memerintah karena sedang bisa memerintah.

Pola di atas, saat ini tepat sekali diterapkan massal tingkat nasional. Oleh pimpinan, karbohidrat sumbernya bukan hanya beras. Konkretnya, beras kita masih kurang jumlah produksinya dibandingkan jumlah kebutuhannya. Lalu diputuskan impor 2 juta ton tahun 2023 ini.

Masalahnya, India negara sumber impor menutup ekspornya. Ada potensi juga di negara lain misal Vietnam, Thailand dan lainnya. Mereka mengamankan kebutuhan beras di dalam negerinya. Banyak negara lagi kepanikan beli beras (panic buying). Di Australia pada beli beras massal.

Solusinya selain menanam padi secepatnya, walaupun lagi El Nino. Momentum emas ini dimanfaatkan dengan pola pikir emas. Penyadaran ke masyarakat melalui edukatif ilmiah nyata lapangan dengan keteladanan. Ingat, semua kondisi selalu ada peluang. Ancaman pun, di baliknya ada peluang.

Konkretnya ;

1. Semua pemimpin tanpa kecuali formal dan informal memberi contoh dan tuntunan nyata. Mengkonsumsi produk dalam negeri. Mengkonsumsi sumber karbohidrat non beras. Misal sorgum, sagu, porang dan umbi – umbian lainnya. Yang berlimpah, tanpa impor.

2. Jika semua Kepala Desa, Camat, Bupati/Walikota, Gubernur, Menteri dan Presiden. Termasuk Tokoh Masyarakat bidang agama, budaya, adat istiadat dan pimpinan perusahaan. Pada lomba makan non beras maka lainnya akan ikutan serentak. Apalagi jika dipublikasikan di medsos dan semua televisi.

Di dalam Doktrin TNI ada 11 Azas Kepemimpinan.

Pasal 2, Ing Ngarsa Sung Tulada, pemimpin harus bisa jadi ” suri tauladan ” di hadapan dan di tengah – tengah yang dipimpinnya. Niscaya akan terjadi loyal total, tanpa banyak perintah himbauan banyak bicara. Langsung dengan tindakan nyata.

Pasal 5, Waspada Purba Wisesa. Artinya pemimpin harus ” selalu waspada ” apalagi pada situasi tertentu, harus senantiasa melakukan pengawasan dan koreksi ke anak buahnya. Di sinilah permasalahan kecil dan besar akan dicegah seminimal mungkin.

Salam 🇮🇩
Wayan Supadno
Pak Tani
HP 081586580630

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *