Wed. Feb 19th, 2025

BELAJAR DARI GAGAL

ByWayan Supadno

Feb 14, 2025

Judul di atas memang sangat klasik. Sering kita dengar dari orang yang lebih dewasa matang dan berpengalaman. Tapi sangat relevan direnungkan dan dipraktikkan. Utamanya anak muda. Karena itu kunci utamanya masuk pintu tol jalan pintas jadi sukses.

Sering kali ada orang gagal permanen karena takut gagal, lalu tidak mau memulai dengan langkah pertama. Ada lagi yang sudah melangkah lalu gagal karena kesalahannya, karena tertipu, karena alam tidak berpihak dan lainnya. Tapi berhenti tanpa berbuat lagi. Kapok.

Demplot (demontrasi plot), kegiatan uji efektivitas hasil inovasi benih, pupuk, pestisida dan hormonal. Biasanya multi perlakuan dan multi lokasi dengan multi iklim. Maksud tujuannya untuk mengetahui banyaknya kesalahan lalu diambil ilmu hikmahnya.

Dari beragam perlakuan dibanding – bandingkan oleh Dewan Ahli Benih/Pupuk dan lainnya. Dikaji dipilih perlakuan mana yang paling efisien dari sudut keekonomiannya. Yang benar dipilih untuk dikembangkan. Artinya dari 6 perlakuan hanya 1 diambil yang benar dan terbaik. Lainnya salah.

Dari demplot itulah Inovator akan tahu kesalahan – kesalahannya. Jika itu pupuk, pestisida dan hormonal maka akan tahu dosis yang tepat agar dapat posisi paling efisien. Jadi bekal bersaing di pasar saat komersialisasi invensi agar jadi inovasi membumi yang bermanfaat di masyarakat. Benih juga sama.

Begitu juga saat latihan menembak untuk dibentuk jadi penembak jitu (sniper) atau penembak reaksi cepat. Juga dibekali banyak peluru (munisi) untuk berbuat banyak kesalahan terlebih dulu. Diambil yang terbaik. Itu yang dipertahankan dan jadi pedoman agar jadi sniper dan penembak reaksi cepat hebat.

Artinya bahwa membentuk sosok sebagai manusia hebat sebagai sniper maupun penembak reaksi cepat. Tidak ” ujug – ujug ” langsung bisa. Harus berproses. Karena salah dan gagal, maka bisa jadi bahan koreksi demi benarnya. Tanpa mental berani berbuat salah gagal sama artinya tidak mau benar untuk sukses.

Bagaimana dengan bisnis ?

Sama persis. Karena bisnis adalah praktisi. Mempraktikkan berulang kali iptek hingga refleks lalu terbentuk skill yang benar. Baik mulai intuisi, ide gagasan bisnis, daya nalar analisis, leadership dan seterusnya. Tidak cukup hanya sekali langsung jadi pebisnis. Mutlak harus pernah gagal berulang kali juga.

Misal saja, harus pernah menawarkan jasa atau produk. Harus berani memulai. Harus pernah gagal. Harus pernah ditolak berulang kali. Barulah ada potensi jualan kita laku. Baik jualan jasa kita agar dipercaya atau jualan produk orang lain agar laku, lalu kita dapat laba untuk dikumpulkan jadi modal usaha.

Konkretnya, saat saya kuliah di Universitas Airlangga Surabaya. Orang Tua tidak mampu. Demi dapat kos – kosan gratis di Jl. Karang Menjangan Surabaya. Saya jual jasa menyapu, mengepel, mengajar dan jual buku di Lembaga Bimbingan Belajar 10 Nopember. Tidak langsung diterima. Harus ditolak. Gagal. Baru dapat.

Lambat laun terlatih. Lambat laun tahu cara jualan jasa dan produk yang mudah laku. Lambat laun karung bekas, pinang, sekam padi, cangkang sawit, batu kapur pemutih pulp, ikan mas dan lainnya. Jualan formula saya Hormax, Bio Extrim, Organox, Bomax dan Raja Rhizo. Banyak di market online. Tidak lagi mengahadapi kesulitan berarti.

Salam Inovasi 🇮🇩
Wayan Supadno
Inovator Hormax
HP 081586580630

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *