Sat. Feb 22nd, 2025

Tiap kali saya jadi narasumber seminar atau mengajar entrepreneurship. Selalu pertanyaan klasiknya ; bagaimana cara memulai, modal dari mana dan bagaimana caranya. Tapi saat ditanya kenapa belum mulai. Jawabannya selalu takut gagal.

Tapi saat ditanya, siapa ingin jadi pebisnis atau pengusaha sebagai pencipta lapangan kerja. Semua jawab, mauu. Serentak angkat tangan. Artinya semua ingin jadi pebisnis, tapi hampir semua takut memulai. Alasannya takut gagal, tidak tahu caranya dan tidak punya modal.

Apalagi kalau bisnis bidang agro. Makin ketakutan. Alasannya sering dengar cerita gagal panen, harga murah saat panen, banjir barang impor saat menjelang panen, tidak banyak orang sukses di bidang pangan dan petani umumnya kurang sejahtera.

Lucunya lagi, hampir semua peserta tidak percaya kalau saya dari nol pada 15 tahun silam. Dianggap saya anak konglomerat. Bahkan ada yang menganggap saya dapat kemudahan dari pejabat dan tuduhan lainnya tanpa dasar. Bagi saya, tuduhan itu bukan masalah.

Lalu bagaimana saya meyakinkan agar peserta percaya dan ikutan jadi pebisnis bidang pangan. Tentu dengan cara saya berkisah pengalaman saya sendiri dan dilengkapi dengan beberapa pengalaman kisah beberapa sahabat. Belajar dari empiris.

Langkah – langkahnya, membangun ” mental tidak peduli ” dengan segala keterbatasan. Mental berani melepas belenggu diri. Di antaranya merasa bukan anak darah pengusaha, merasa tidak punya ilmu, merasa tidak punya modal dan belenggu lainnya.

Jika ” belenggu diri ” itu belum dilepas dari diri kita maka sampai kapanpun masih melekat ” takut ” mengawali. Ini pantangan tidak boleh terjadi. Sekali lagi, belenggu diri itu harus dilepas baru bisa mengawali. Tanpa itu sulit sekali. Lalu statis tanpa diawali.

Padahal syarat mutlak jadi pebisnis harus dinamis. Artinya dinamis tetap belajar dan belajar langsung dipraktikkan. Setelah dipraktikkan pasti akan tertipu, gagal dan hambatan lainnya. Di balik itu ada ilmu bisnis sesungguhnya. Jika tanpa praktik maka tanpa pernah tertipu, tanpa pernah gagal dan lainnya.

Itulah sebabnya, kenapa para konglomerat 87% bukan sarjana. Berawal dari kecil dengan proses jatuh bangun. Konglomerat karena warisan tidak lebih dari 7%. Tapi walaupun bukan sarjana mereka mampu membangun bisnis hingga besar.

Konglomerat makin bisa cepat besar dengan cara memberdayakan para sarjana dan alumni pascasarjana. Merekrut para orang pintar dan dipimpinnya untuk membesarkan usahanya. Proses ini yang sangat jarang disadari oleh masyarakat luas.

Kebanyakan orang tidak menyadari bahwa ilmu bisnis sesungguhnya ada di balik apa yang sudah dilakukan. Pasti tiap habis berbuat langsung dikaji ulang. Dilakukan lagi berulang kali hingga sempurna. Terus dan terus dinamis agar seimbang lalu tetap bisa jalan.

Sayapun juga seperti itu. Bukan sarjana bisnis, bukan sarjana pertanian, bukan sarjana kedokteran atau farmasi dan juga bukan sarjana ekonomi maupun pemasaran. Apalagi Master, bukan. Bisanya karena membiasakan berulang kali. Ini kawula muda, harus percaya saya.

Hal paling prinsip harus disadari adalah mengawali bisnis dengan langsung modal banyak. Bukan jaminan akan sukses duluan. Yang penting cipta kondisi agar dipercaya boleh memberdayakan aset pihak lain. Lalu dapat laba dan laba jadi modal usaha sendiri.

Bagi praktisi bisnis, 1 langkah nyata jauh lebih berarti dibandingkan dengan 1.000 langkah hanya dalam mimpi belaka.  Apalagi jika ditunda hingga HUT Rencana. Karena rapat 17 kali. Zoom meeting 4 sd 5 kali. Karena ketakutan berlebihan, hingga takut tidur, karena takut kebablasan mati. Hehe..

Kesimpulan mental mulai bisnis agar tumbuh. Lepaskan belenggu diri misal merasa bukan darah pengusaha, bukan sarjana tertentu, tidak punya modal dan lainnya. Jika ” belenggu diri ” tersebut sudah dilepas buang jauh – jauh. Melangkah ” pertama ” akan ringan.

Lalu tertipu dan gagal. Dapat ilmu hikmahnya. Ulangi lagi, agar tidak tertipu dan tidak gagal lagi. Prinsip banyak konglomerat lulusan SMP, bisa hingga mengkaryakan ribuan sarjana dan pascasarjana. Mestinya kita juga bisa. Karena kita bukan hanya lulusan SMP. Kuasai diri. Majuuu jalan !

Salam Mandiri 🇮🇩
Wayan Supadno
Pak Tani
HP 081586580630

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *