Sesungguhnya banyak sahabat saya yang bisnisnya pada industri hilir nuansa inovasi. Pendek kata, menjadikan bahan baku berlimpah murah jadi produk langka lalu mahal dengan cara menghilirisasikan invensi jadi inovasi, dapat nilai tambah banyak sekali.
Berbagai macam hasil bumi milik petani ditampung pasarnya diproses dengan industri. Di antaranya sawit, porang, buah naga, nangka muda, singkong, buah tropis dan lainnya. Kali ini kawula muda agar tahu nikmatnya, bisnis pada ruas hilir inovatif pada sawit.
Seorang sahabat tahu persis bahwa sawit dilarang ekspansi jika milik perusahaan (moratorium). Tapi petani masih saja menanam. Ini bagus sekali. Implikasinya rasio jumlah pabrik kelapa sawit (PKS) makin tidak seimbang.
Kebanyakan kebun, kekurangan PKS-nya. Bisa jadi masalah over produksi bahan baku TBS (tandan buah segar) jika tanpa penambahan PKS, ancaman serius harga sawit petani turun. Ini peluang emas. Intelijen bisnis, bahan baku.
Selama 5 tahun membangun 6 PKS. Tiap radius kebun 15.000 ha sawit petani dibangun PKS kapasitas 60 ton TBS/jam. Sangat dinamis bisnisnya karena tim pemikirnya hebat. Ownernya sangat terpercaya oleh bank dan pasarnya. Luar biasa.
Pendek kata, tanpa perlu punya kebun sawit 15.000 ha, biarlah itu milik para petani. Cukup punya lahan 50 ha saja, dibangun PKS. Diborongkan target 8 bulan harus jadi terima kunci. Anggarannya siap operasional maksimal Rp 200 miliar/PKS.
Karena kapasitasnya 60 ton TBS/jam, sehingga tiap hari masuk bahan baku antara 800 – 1.200 ton/hari. Rerata 1.000 ton/hari. Labanya hanya Rp 100/kg. Bersihnya minimal Rp 50/kg TBS. Laba bersih setara 1.000 ton/hari x Rp 50/kg = Rp 50 juta/hari.
Laba setahun 330 hari kerja x Rp 50 juta/hari = Rp 165 miliar/tahun. Praktis tidak sampai 2 tahun kembali modal (ROI). Makin enak lagi 70% didanai oleh perbankan karena terpercaya. Pembeli produknya yaitu CPO, sudah membayar duluan pula.
Kontrak penjualan CPO-nya kepada pabrik lain jadi minyak goreng dan margarin. Enak tenan. Yang paling enak lagi jika ketemu petani inovatif, rendemen CPO bisa 26%. Padahal target hanya 22% saja. Karena harga pembelian TBS petani dianggap rendemen rata 22% saja.
Bisa dibayangkan bonus selisihnya 4% dari 1.000 ton/hari setara 40 ton CPO/hari x Rp 12.000/kg CPO = Rp 480 juta/hari. Masih dapat bonus limbah cangkang sawit rendemen 7% dari 1.000 ton/hari. Bungkil dapat rendemen 3% dari TBS 1.000 ton/hari.
Pokoknya uenak tenan jadi Industriawan agro hilir inovatif. Kawula muda, minat ? Lakukan pada kesempatan pertama. Banyak peluang emas menari – nari di depan kelopak mata kita. Indonesia memanggilmu jadi solusi konkret lapangan.
Salam Inovasi 🇮🇩
Wayan Supadno
Pak Tani
HP 081586580630