Wed. Feb 5th, 2025

Kalau kita menyimak youtube, banyak paparan yang menggambarkan keadaan ekonomi global kekinian dan perspektifnya di masa mendatang. Misal di Amerika Serikat dan Uni Eropa, terancam serius ekonomi industrinya, lalu banyak yang tutup, PHK massal di banyak tempat.

Sebabnya kalah bersaing, dampak dari harga pokok produksi (HPP) tinggi. Dibarengi bahan baku makin sulit karena rebutan dengan RRC, Korea dan lainnya. Pangsa pasarnya juga jadi rebutan mereka yang melakukan hilirisasi industri besar – besaran. Banyak produk RRC, Korea dan Vietnam makin mendunia.

Contoh konkretnya, alat kesehatan, mobil, elekro, alat berat dan lainnya. Di Indonesia saja ugal – ugalan merebut pangsa pasar produk Uni Eropa dan Amerika Serikat. Tentu skala dunia, sangat mengganggu cashflow perusahaan – perusahaan besar usia ratusan tahun. Jadilah banyak yang tutup.

Akibatnya banyak pengangguran, kemiskinan dan penerimaan pajak jatuh total. Implikasi lanjutannya, banyak kota dinyatakan bangkrut. Layanan publik diminimalkan bahkan banyak yang diberhentikan. Misal lampu jalan umum, pemadam kebakaran dan lainnya ditiadakan. Kejahatan meningkat.

Bagaimana dengan di Indonesia ?

Masa depan Indonesia sangat cerah dengan syarat stunting kerdil retardasi kecerdasan akibat malnutrisi diNol kan dan pola didik mengarah pada jiwa kemandirian. Iklim usaha dan hilirisasi inovasi membumi diperhatikan. Industri hilirisasi digalakkan, ekspor bahan mentah direm, diproses dulu, baru diekspor.

Bukan hanya pada tambang dan mineral saja, yang potensinya nyaris tidak terhingga. Tapi pada sektor agromaritim juga sangat besar dan berkelanjutan tiada habisnya sepanjang kehidupan ini ada. Kesemuanya selama ini hanya jadi bahan baku di banyak industri di luar negeri.

Contoh :

Sawit.

Akan jadi bioenergi raja dunia karena beberapa tahun lagi sudah goal 100 juta ton/tahun, bukan lagi 49 juta ton/tahun seperti saat ini. Karena peremajaan dengan benih hasil riset yang produktivitasnya 3 kalinya benih asalan. Belum lagi pada pangan, kosmetik, farmasi dan 198 produk turunan sawit lainnya.

Sawit selain jadi pangan, farnasi, kosmetik dan lainnya. CPO nya jadi Biodiesel dan Bensawit. Terbaru Bioavtur bahan bakar pesawat terbang justru hanya dari kernelnya, luar biasa ada jutaan ton/tahun. Padahal luas sawit petani makin mendominasi saat ini saja di atas 42% dari total luas sawit Indonesia.

Sungguh membanggakan, saat Pekan Nasional Petani Sawit 7 Desember 2023 di salah satu hotel di Jakarta. Sekitar 90% petani sawit usia muda, pengurus Apkasindo (Asosiasi Petani Kelapa Sawit Indonesia) belasan orang lulusan Pasca Sarjana S3 dan puluhan S2. Dewan Pakar banyak Profesornya. Artinya penerus sawit manusia bermutu.

Tentu masih sangat banyak multiplier effects lainnya. Misal kompleksitas ekonominya. Ini akan menyerap pengangguran besar – besaran, membayar multi pajak besar – besaran sepanjang masa, devisa, pendapatan per kapita para karyawan berubah total dibanding semasa pengangguran dan lainnya.

Padahal selain tambang mineral, sawit, masih banyak komoditas kita masuk terbesar di dunia. Misal karet, kakao, kopi, kelapa, buah naga, ikan dan lainnya. Semua bisa dihilirisasikan skala industri. Dengan proses industri hilirisasi inovasi, maka nilai tambahnya bisa berkali lipatnya.

” Tugas kita membangun manusia entrepreneur inovatif nuansa industri hilir jumlah minimal 2% dari penduduk kita “.

Salam 🇮🇩
Wayan Supadno
Pak Tani
HP 081586580630

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *