Sejak masih duduk di bangku SMP, saya punya orang tua asuh di kampungku. Berikut ini cuplikan beberapa petuah bijak itu, dari Guru Malamku ;
- Gembala Badan.
Jadilah gembala atas badanmu sendiri, sebelum merasa bisa jadi gembala atas orang lain. Tahu diri, menjaga etika diri agar tetap tumbuh paralel dengan produktivitasnya, sesungguhnya itulah jalan berproses menuju sukses.
Sukses sangat jamak artinya, tapi semua kesuksesan punya unsur paralel tumbuh produktivitasnya dengan etikanya. Kita pintar, kita berharta, kita bertahta dan lainnya. Tapi jika tanpa beretika, menjengkelkan misalnya, pasti sulit suksesnya dan itu bukan kategori sukses bagi yang bersangkutan tersebut.
- Diskusi Dengan Hati.
Guru Malamku, juga menasihati kami dengan teramat sering. Bahwa biasakan diri agar jadi budaya tabiat diri untuk secara berkala rutin ” Diskusi Dengan Hati ” nya sendiri. Maksud tujuannya agar makin tahu diri, agar bisa menghargai kontribusi orang lain, bukan justru mereduksinya.
Diskusi dengan hati, fase penting tiap ruas menjalani kehidupan, agar tidak ” mengemas kesombongan ” diri. Itulah sekilas maksud tujuan ” diskusi dengan hati ” dan batas definitif ruang lingkupnya.
- Urip Iku Urup (Bermanfaat).
Pada hakikatnya, adanya urup (bermanfaat) karena hidupnya dihidup – hidupkan agar hidup yang sesungguhnya, urup. Mustahil bisa hidup sesungguhnya, jika tanpa upaya dengan kesungguhan untuk menghidup – hidupkan hidupnya, agar bermanfaat nyata bagi kehidupan di alam semesta ini.
Semoga bermanfaat bagi kawula muda. Agar hidupnya hidup yang sesungguhnya. Bermanfaat nyata.
Salam membangun produktivitas diri dan etika diri.
Salam 🇮🇩
Wayan Supadno
Pak Tani
HP 081586580630