Wed. Feb 5th, 2025

DAYA IMPROVISASI

ByWayan Supadno

Nov 23, 2023

Empiris…
Berikut ini saya berkisah kepada kawula muda, harapannya bisa diambil ilmu hikmahnya yang beemanfaat untuk dikembangkan pada posisinya masing – masing. Sebagai referensi lapangan. Improvisasi diri. Tiada rotan, akarpun jadi, asal misi terkendali.
Tahun 1987 sd 1990, jedah antara pasca pendidikan di Universitas Airlangga Surabaya dan Pendidikan Militer di Magelang. Saya sempat kerja di perusahaan farmasi PMA/Inggris.

Beberapa kali harus ” single fighter ” di Banjarmasin, Makassar dan Palu. Dengan beragam tugas khusus sebagai intelijen pasar, marketing dan salesman. Walaupun endingnya adalah cipta cashflow perusahaan yang sehat, tapi tiap ruas di atas sangat beda mainannya. Butuh skill beda juga. Semua penting dan semua harus dikuasai ilmunya, dipraktikkan berulang kali hingga refleks dan skill lalu produktif. Jika tanpa produktif kontribusi, pasti tidak dipakai.

Hal penting harus jadi catatan kawula muda saat jadi single fighter atau intrapreneur dalam perusahaan besar adalah dibutuhkan mental khusus hal kesadaran diri. Kesungguhan dalam membuat action plan. Konsisten menjalankan programnya yang dibuat sendiri. Lalu dikaji ulang apa yang rencanakan dan dikerjakan. Keberanian memutuskan dalam situasi dilematis adalah mutlak. Karena single fighter, tanpa pengawasan melekat.

Proses senantiasa mau membekali diri baik membaca journal ilmiah kiriman dari kantor pusat. Suka melatih diri untuk mempraktikan ilmu yang ada pada journal tersebut. Bukan hal mudah. Apalagi jika ” diri sendiri ” tanpa punya motivasi yang kuat. Mental suka membekali diri, suka mempraktikkan hal baru dan mental tertarik terhadap penetrasi pasar area sulit. Ini sangat penting pada fase improvisasi diri.

Ternyata ilmu dan skill improvasi diri tersebut sangat bermanfaat. Apalagi saat saya sedang proses mengawali berbisnis, membangun usaha. Sekalipun sedang jadi guru dan pelatih militer di awal 1995 di Rindam l/BB Pematang Siantar Sumut. Karena punya mimpi indah jadi pengusaha. Maka konsekuensi logisnya harus punya ” kemauan keras ” untuk mewujudkannya. Tiada mungkin orang lain akan mewujudkannya, harus diri saya sendiri.

Saya sangat sadar dari nol. Sekalipun bukan sarjana bisnis dan bukan anak pengusaha serta tiada punya modal karena keluarga sangat sederhana. Orang tua transmigrasi. Saya tidak peduli. Harus goal jadi Pengusaha sekaligus jadi Perwira TNI, appun alasannya, harus bisa. Di sinilah letak tantangannya yang teramat berat, tidak lain tidak bukan adalah ” diri kita sendiri “. Jadi gembala badan sendiri sekaligus improvisasi diri, itu yang berat dan sulit.

Bahasa Jawa bilang ” Ngulir Pambudi “. Memberdayakan diri. Apa saja yang ada, walaupun apapun belum ada. Selain niat baik dan kemauan keras mengubah masa depan dari tindakan nyata hari ini. Itu prinsip terpentingnya. Niat baik dan kemauan keras jadi pebisnis selaligus jadi prajurit TNI itu modal utama. Karena punya referensi di lapangan sumber inspirasi dan motivasi bahwa banyak pengusaha sukses juga dari nol, bahkan sangat dominan karena dari nol. Bukan dari harta warisan banyak.

Contoh.

  1. Bisnis karung bekas.

Ini limbah tapi dalam hati harus ada selling point didapatkan dari karung bekas tersebut. Harus menemukan fakta apa yang bermanfaat bisa jadi ” bahan diskusi ” dengan para calon pembeli. Sebagai selling point, karena posisi saya saat itu jadi seller/penjual. Begitu juga dalam mencari pembeli, harus tahu persis apa maunya calon pembeli karung bekas. Tanpa punya modal, juga harus bisa cipta kondisi, agar dipercaya oleh pemilik modal. Agar dapat laba, tanpa modal karena punya ide gagasan bisnis.

  1. Bisnis cangkang sawit.

Tahun 1995, cangkang sawit/tempurung sawit/palm shell. Masih jadi limbah beban perusahaan pabrik sawit. Di mana – mana menggunung. Berserakan jadi pengeras jalan dan lainnya. Tiada nilai. Tapi dalam hati saya, harus bisa menemukan selling point daya manfaat besar dari fakta yang ada padanya. Harus bisa saya cari pasar terbesarnya rutin jangka panjang. Akhirnya goal jadi pengganti batu baru dapat royalti bisa jadi supplier 100 ton atau 4 tronton/hari atau 3.000 ton/bulan selama 5 tahun, bahan bakar steam boiler pabrik kertas raksasa se-Sumatera.

Kesimpulan, apapun situasinya pada fase jadi pebisnis pemula. Sangat dibutuhkan mental improvosasi diri yang teramat kuat dari kemauan keras diri kita sendiri. Karena yang punya cita – cita adalah diri kita, maka yang harus mewujudkannya juga diri kita sendiri. Mustahil berharap dari orang lain. Bahkan dalam Kita Suci, ” Tuhan tiada kan mengubah nasib seseorang/kaum/bangsa, jika yang bersangkutan tiada berusaha mengubahnya sendiri “.
Harus ngulir pambudi, ngurip – uripi urip, ben uripe urup, padhang madhangi sanak kadang (Bahasa Jawa).

Salam 🇮🇩
Wayan Supadno
Pak Tani
HP 081586580630

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *