Thu. Feb 6th, 2025

” Yang paling saya rindukan, kapan semua Rektor Perguruan Tinggi menyebutkan bahwa alumninya yang jadi pengusaha ada sekian orang. Dengan cara menghilirisasikan hasil risetnya hingga jadi inovasi membumi. Saat ini mampu mengkaryakan minimal 100 orang. “

Karena pernyataan dari Rektor seperti di atas sangat penting. Mengingat data Global Entrepreneurship Index (GEI) Indonesia hanya peringkat ke 75 dari 137 negara dan di Asean peringkat ke 5, setelah Singapura, Malaysia, Brunei Darussalam dan Thailand.

Sedangkan prosentase pengusaha Indonesia masih 3,47% juga kalah dibandingkan Thailand, Brunei Darussalam, Malaysia yang antara 4% – 5%. Apalagi Singapura sudah 8,76%. Kondisi ini sangat berpengaruh pada jumlah pengangguran, berbanding terbalik.

Ini konsisten linier dengan pendapatan per kapita kita. Singapura bisa 16 kali lipatnya Indonesia. Brunei Darussalam 5 kali lipatnya Indonesia. Malaysia bisa 3 kali lipatnya Indonesia dan Thailand bisa 2 kali lipatnya Indonesia. Dampaknya saat harga pangan dan energi naik sedikit saja, jadi beban berat rakyat Indonesia.

Sering kali saya menyimak youtube acara Dies Natalis dan Wisuda di beberapa Perguruan Tinggi. Terutama yang masuk 10 besar kampus terbaik Indonesia atau yang masuk 500 Perguruan Tinggi terbaik di dunia. Karena saat itulah butiran kalimat bijak visioner dari Ilmuwan pada bertaburan.

Senang sekali saat ada acara expo inovasi pada acara tersebut. Bahkan tak jarang Rektor dengan penuh bangga dan semangatnya memberi apresiasi kepada wisudawan berprestasi. Baik akademiknya maupun Lomba Inovasi Kelas Dunia. Karena merekalah pemilik masa depan Indonesia.

Tak jarang juga menuturkan prestasi para alumninya. Umumnya di bidang politik dan hasil penelitian oleh Ilmuwan keluarga besarnya. Juga teramat sering pula melaporkan alumninya langsung diserap dunia kerja maksimal 5 bulan, sebagai pegawai atau karyawan.

Bahkan banyak sekali yang penuh bangga spontanitas bahwa alumninya banyak yang jadi Direksi di Perusahaan BUMN atau perusahaan raksasa punya pemilik kapital besar atau biasa disebut Kapitalis atau Konglomerat. Lebih menyempurnakan situasi saat acara, disambut dengan tepuk tangan luar biasa meriahnya oleh segenap hadirin undangan.

Pendek kata dengan bangganya berkisah kalau alumni terbaiknya pada jadi ” Tim Pemikir ” usaha milik Konglomerat. Agar yang sudah kaya, makin cepat kaya raya menggurita kelas dunia. Seolah membenarkan hasil survei bahwa mulai level supervisor, manager, general manager hingga direksi alumni kampus top.

Terbayang oleh saya yang pelaku usaha kelas ecek – ecek ini. Andaikan dari 4.300 kampus di Indonesia menyemangati alumninya agar jadi pengusaha lalu goal 100 orang tiap kampus atau total 400.000-an pengusaha baru per tahun. Maka tiada lagi pengangguran, TKI dan invensi tersimpan di lemari.

Kalkulasi logisnya, saat ini alumni Perguruan Tinggi yang sarjana dan diploma 3 ada 16 juta orang. Jika 400.000 pengusaha baru dengan penyerapan pengangguran jadi pekerja 100 orang akan setara 40 juta orang jadi produktif. Mendongkrak pendapatan per kapita.

Sekali lagi, jangan pernah kita berharap bangsa lain mau membangun bangsa kita. Itu mustahil. Karena Tuhan sekalipun tiada kan mengubah nasib suatu kaum/bangsa, jika kaum/bangsa tersebut tiada berusaha mengubah nasibnya sendiri, itu janji-Nya.

Salam 🇮🇩
Wayan Supadno
Pak Tani
HP 081586580630

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *